RESENSINOVEL "TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK" Selain itu, kami berharap semoga laporan resensi buku TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan menjadi referensi untuk menambah pengetahuan umum. Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadikan laporan ini
TheSinking of Van Der Wijck (2013) 164 min | Drama, Romance | 19 Dec 2013. 7.7 Rating: 7.7 / 10 from 1,413 users Metascore: N/A. Adapted from a classic novel with the same title, the movie tells a love story between Zainuddin, Hayati, and Aziz. With the difference in social background lead Zainuddin and Hayati's true love to a tragedy on
ANALISISNOVEL " TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK" Karya : Buya Hamka. Disusun Oleh : JUMIANI SHINTA TRILESTARI NIM. 1811290038 Dosen Pengampuh : ANDRIADI, MA PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU 2018. 0 ANALISIS NOVEL : A. Alur Dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka menggunakan alur maju mundur, karena
12Contoh Resensi Buku Non Fiksi, Fiksi, Novel, Ilmu Pengetahuan Lengkap! Perbedaan Sastra Klasik dan Modern. Roman: Tenggelamnya Kapal van Der Wijck oleh Hamka. Roman Tenggelamnya Kapal van Der Wijck ditulis oleh Hamka. Sebagai salah satu karya yang muncul di era pujangga baru, tulisan Hamka tidak lepas dari ciri idealistik dan romantik.
Hayatimeninggal dunia setelah ditemukan Zainuddin di sebuah tempat penampungan darurat korban tenggelamnya kapal Van Der Wijck. Tak lama setelah itu, Zainuddin pun meninggal dunia karena penyakit. Dalam novel yang ditulisnya ini, kita dapat mengira ngira bahwa sebenarnya sang pengarang sendiri ingin mengkritik adat budayanya sendiri.
0 0% Tanamkan Bagikan Cetak Unduh sekarang dari 3 Judul Buku : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk Pengarang : Buya Hamka Penerbit : Balai Pustaka Tahun Terbit : 1939 Ukuran Dimensi Buku : 14.8 X 21 cm Tebal Buku : 264 Halaman Dengan latar belakang minangkabau di awal abad 20 , novel ini berkisah
. Jakarta – Suara Ekonomi Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck merupakan novel fiksi karya Buya Hamka. Novel ini membahas tentan percintaan, adat, keturunan dan kekayaan. Buku ini berlatar belakang di Mengkasar, Padang Panjang, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Surabaya. Cover depan buku ” Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck “Sumber Bagian pertama, menceritakan seorang pemuda bernama Zainuddin yang ditinggal pergi oleh orang tuanya. Sang ayah diasingkan di Cilacap, karena telah membunuh ibunya yang selalu menggoroti hartanya. Saat beranjak remaja, sang ayah pun pergi menyusul ibunya. Setelah itu, Zainuddin pergi merantau ke negeri bapaknya, yaitu Minangkabau. Suatu hari, Zainuddin melihat seorang gadis cantik, lemah lembut yang bernama Hayati. Tanpa membutuhkan waktu lama, Zainuddin jatuh cinta dengan gadis cantik tersebut. Sayangnya, hubungan kasih Zainuddin dan Hayati tidak disetujui oleh ninik dan mamaknya Hayati. Tidak bersuku dan berbeda adat mejadi penghalang kisah cinta mereka. Hayati akhirnya menikah dengan Aziz, anak orang berada yang masih sesuku dan terikat kerabat. Awal pernikahan Hayati dengan Aziz sangatlah bahagia, karena Aziz pandai mengambil dan menyenangkan hati Hayati. Namun tanpa sepengetahuan Hayati, Aziz adalah orang yang memiliki hobi mabuk-mabukan, berjudi dan suka menghamburkan uang. Seiring berjalannya waktu, Aziz mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh ulahnya sendiri. Akibat kejadian tersebut, Aziz rela menceraikan Hayati demi Zainuddin. Sadar akan kehidupan yang semakin sulit, Aziz memutuskan untuk megakhiri hidupnya di sebuah hotel. Hayati dan Zainuddin bertolak pulang menaiki kapal Van Der Wijck dengan perasaan sedih. Salah satu bagian yang ada pada buku “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” Sumber Kapal tersebut tenggelam dalam perjalanan. Hayati dan Zainuddin berhasil diselamatkan. Tidak lama kemudian, Hayati meninggal dunia ketika Zainuddin mengajarkan mengucap kalimat syahadat. Kemudian tidak lama Zaninuddin juga meninggal dunia, karena menanggung penyesalan yang tidak berkesudahan. Buku ini mengandung banyak pesan yang mendalam. Salah satunya harus selalu sabar dalam menghadapi segala cobaan dan penderitaan. Tentunya, novel ini sangat cocok dibaca oleh kalangan remaja dan dewasa. Berikut informasi lain mengenai novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Kelebihan Buku ini sangat menyentuh hati para pembacanya dan alur ceritanya yang mudah dipahami para pembacanya. Buku ini mengajarkan banyak hal, salah satunya yaitu untuk selalu bersabar. Kekurangan Banyak kalimat yang bertele tele dan pemborosan kata sehingga membuat pembaca mudah bosan. Terlalu banyak menuliskan surat-surat antara Hayati dan Zainuddin. Cover belakang buku “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”Sumber Pengarang Buya Hamka Penerbit PT. Bulan Bintang Tahun terbit cetakan ke 32 Tahun 2012 Tebal 236 halaman Kota Terbit Jakarta Reporter Indah Syatirani Editor Jioti Nurhaliza
Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah salah satu karya novel bersejarah paling berpengaruh di Indonesia. Novel ini ditulis oleh penulis terkenal, Hamka, dan dirilis pada tahun 1927. Novel ini menceritakan kisah persahabatan, cinta, kehilangan, dan kebangkitan dari seorang laki-laki bernama Harun di sebuah desa di Sumatera ini menceritakan kisah Harun yang berjuang untuk menemukan cinta sejatinya. Suatu hari, Harun bertemu dengan seorang wanita bernama Mariam yang dipercaya dapat menyelamatkan mereka dari perjuangan. Namun, ketika kapal mereka, Van Der Wijck, tenggelam di laut, Harun harus belajar untuk melepaskan cinta sejatinya dan berjuang untuk kehidupan yang lebih novel ini berlatar belakang pada tahun 1917, Hamka mampu menggambarkan kehidupan masyarakat desa pada masa itu dengan sangat baik. Dia juga mampu menggambarkan pengalaman para tokoh dalam novelnya dengan kedalaman emosi yang tak terlupakan. Ini menjadi salah satu alasan utama mengapa novel ini begitu berpengaruh dan banyak dipuji oleh para ini juga menceritakan tentang persahabatan yang kuat antara Harun dan Mariam yang mereka gelar sebagai persahabatan sejati’. Ini adalah salah satu kisah persahabatan yang paling populer di Indonesia dan telah menginspirasi banyak novel lain. Novel ini juga menceritakan tentang persahabatan yang berkembang antara Harun dan teman-temannya selama perjalanan mereka menuju kemarinan. Ini adalah bagian yang paling mengharukan dari novel ini juga menceritakan tentang bagaimana Harun akhirnya mampu melepaskan cintanya dan memilih untuk hidup dengan lebih baik. Ini adalah salah satu kisah inspiratif yang paling menyentuh di Indonesia. Novel ini memberikan pesan penting bahwa walaupun kita mengalami kegagalan dalam hidup kita, kita harus terus berjuang untuk meraih Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah salah satu novel terbaik yang pernah ditulis di Indonesia. Novel ini sangat berpengaruh bagi masyarakat Indonesia karena berisi banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, cinta, kehilangan, dan kebangkitan. Novel ini juga menginspirasi banyak novel lain dan masih populer sampai saat Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah salah satu novel bersejarah paling berpengaruh di Indonesia. Novel ini ditulis oleh penulis terkenal, Hamka, dan menceritakan kisah persahabatan, cinta, kehilangan, dan kebangkitan dari seorang laki-laki bernama Harun. Novel ini mengajarkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, cinta, kehilangan, dan kebangkitan, dan masih populer sampai saat ini.
100% found this document useful 1 vote2K views7 pagesDescriptionResensi novelOriginal Titleresensi tenggelamnya kapal van der wijckCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote2K views7 pagesResensi Tenggelamnya Kapal Van Der WijckOriginal Titleresensi tenggelamnya kapal van der wijckJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Ilustrasi Cover Novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" Karya Hamka Cetakan ke-16 Sumber dokumen pribadi.a. Judul Buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijckb. Penulis Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullahc. Tebal Buku 224 halamand. Penerbit PT. Bulan Bintange. Cetakan Cetakan ke-16 1984f. Tahun Terbit 1938 Cetakan ke- 1g. Harga Buku Kapal Van Der Wijck merupakan sebuah novel karya ulama dan sastrawan terkenal yang disebut Buya Hamka. Novel ini mengisahkan tentang kisah cinta antara Zainuddin dan Hayati yang tidak bisa bersatu dikarenakan persoalan adat-istiadat Minangkabau dan perbedaan kasta yang menghalangi kisah cinta mereka. Kisah cinta mereka ini pun berakhir dengan ditandainya peristiwa tenggelamnya kapal Van Der Wijck tersebut. Novel ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1938 dan terus dicetak ulang sampai sekarang. Karena novel ini selalu mengalami cetak ulang dan berhasil menarik perhatian masyarakat, seorang sutradara kondang bernama Sunil Soraya mengangkat novel ini menjadi sebuah film layar lebar pada 19 Desember ini mengisahkan seorang pemuda bernama Zainuddin yang memiliki darah campuran. Ayahnya bersuku Minangkabau sedangkan Ibunya bersuku Makassar. Di Makassar ia dianggap sebagai keturunan Minangkabau. Hidup Zainuddin dipenuhi dengan kepahitan. Ayahnya membunuh Ibunya karena Ibunya selalu memoroti harta Ayahnya. Tidak lama dari sepeninggal Ibunya, Ayahnya pun menyusul ibunya dikarenakan sakit-sakitan. Zainuddin pun menjadi anak yatim-piatu. Kemudian, Zaenuddin pergi ke kampung halaman Ayahnya di Minangkabau. Akan tetapi, kehadirannya tidak diterima oleh masyarakat Minangkabau karena ia memiliki darah campuran. Dengan berat hati, Zainuddin pergi ke suatu daerah bernama Batipuh Kota Padang Panjang. Disitulah ia bertemu dengan seorang gadis bernama Hayati. Gadis yang dikenal dengan parasnya yang cantik dan berbudi baik. Disinilah timbul rasa cinta antara Zainuddin dan Hayati. Kisah cinta mereka tidak direstui oleh keluarga Hayati dikarenakan perbedaan kasta dan adat-istiadat mereka. Pedih hati Zainuddin tidak hanya sampai disitu, Hayati dijodohkan dan menikah dengan lelaki bernama Aziz yang berasal dari keluarga kaya raya dan masih sesuku dengan Hayati. Zainuddin dengan hati yang kecewa kemudian memutuskan untuk merantau ke Pulau Jawa tepatnya di Surabaya bersama Muluk sahabatnya. Disinilah Zaenuddin meraih kesuksesannya dan menghasilkan banyak karya. Singkat cerita, Hayati dan Zaenuddin dipertemukan kembali namun dalam kondisi yang berbeda. Kondisi rumah tangga Hayati dan Aziz berantakan, belakangan diketahui bahwa Aziz bangkrut karena hobinya yang suka mabuk-mabukkan dan berjudi. Aziz pun menyadari akan dirinya yang sudah diambang kemiskinan, ia menyerahkan Hayati kepada Zainuddin. Aziz pun memutuskan untuk melakukan bunuh diri di sebuah hotel. Mendengar hal itu, hati Hayati sangat sedih. Akan tetapi, Zaenuddin tidak bisa menerima Hayati kembali dikarenakan rasa sakit hati yang pernah dideritanya. Dipulangkanlah Hayati ke kampung halamannya di Minangkabau menggunakan kapal mewah Belanda yang bernama kapal Van Der Wijck. Dalam perjalanannya menuju Minangkabau, kapal tersebut tenggelam dan menewaskan Hayati. Mendengar hal tersebut, Zaenuddin merasa menyesal menyuruh Hayati balik ke kampung halamannya. Sampai setiap hari, ia berziarah ke kuburan Hayati. Zaenuddin pun menyusul Hayati setahun kemudian dikarenakan sakit-sakitan. Zaenuddin meninggalkan harta yang berlimpah dan sebuah hikayat cinta yang ia tulis, berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Makam Zaenuddin terletak di sebelah wanita yang dicintainya yaitu Hayati. Berakhirlah kisah cinta mereka bagaikan sepenggal lirik dalam sebuah lagu yakni “ku di liang yang satu, ku di sebelahmu”.a. Membuat pembaca terhanyut dan merasakan cerita yang ditulis oleh Terdapat beberapa pelajaran yaitu mengenai pengertian cinta suci bukan hanya kepada manusia saja namun terhadap tanah kelahiran, hukum adat-istiadat, dan Mengajarkan nilai-nilai Terdapat unsur keagamaan dan menjadikan novel ini sebagai salah satu media dalam mengkritik masyarakat yang tidak suka dengan hukum Novel ini dapat dilihat dari perspektif sastra, sejarah, sosial, dan Novel ini diangkat ke layar lebar dikarenakan Meskipun sudah cetakan ke-16 gaya bahasanya masih belum sempurna meskipun sudah disesuaikan dengan EYD pada saat Banyak menggunakan bahasa daerah sehingga para pembaca kurang dapat Adat-istiadat yang diceritakan dalam novel ini tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yakni seharusnya semua manusia berhak mendapatkan cinta, pengakuan, dan kasih sayang yang tulus dari hati seseorang adalah cinta yang tidak perlu saling memiliki dan dalam hidup kita harus mempunyai tujuan atau motivasi hidup sehingga tidak mudah dikalahkan oleh masalah yang Ratu Oasis, Mahasiswa Semester 3 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
RESENSI NOVEL “TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK” Judul buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Penulis buku Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullah Penerbit buku PT Bulan Bintang Jenis media Cetak kulit keras dan lunak Gendre Novel Tebal buku 224 Halaman, 21 cm Tahun terbit 1938 Identifikasi unsur-unsur intrinsik novel 1. Tema. Novel karya Hamka yang berjudul “ Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”, yang bertema tentang cinta yang sejati, tulus dan cinta yang setia antara laki-laki dan perempuan tetapi tidak dapat dipersatukan dan tak tersampaikan karena tradisi adat Minangkabau yang begitu mengikat dan terlalu mendiskriminasi adat pada saat itu. 2 Alur. Menggunakan Alur maju-mundur. 3. Latar/setting. a. Waktu 1. Siang. 2. Matahari telah hampir masuk kedalam peraduannya 3. Malam ....bunyi jangkrik disudut rumah yang memecah sunyinya malam 4. Senja diwaktu Senja demikian... 5. Senin, 19 Oktober 1936, pagi Pagi-pagi, senin 19 Oktober 1936, kapal Van der Wijck dari mengkasar... 6. Pukul 10 malam kira-kira pukul 10 malam dibuka pula matanya. Bagi orang yang tahu.. 7. 20 Oktober pukul 1 malam .....,20 Oktober aneta. Pada pukul 1 tadi malam b. Tempat 1. Desa Batipuh, Minangkabau Kampung halaman Zainudin 2. Makassar 3. Jakarta, dirumah muluk dan zainudin 4. Surabaya Rumah aziz dan Hayati 5. Penampungan Korban tenggelamnya kapal Van Der Wijk surabaya c. Suasana 1. Mengharukan saat Hayati menerima cinta Zainuddin ketika Zainuddin menyatakan lewat surat dan bertemu di bentang sawah milik Datuk 2. Menyedihkan dan kecewa ketika Zainuddin hidup dengan sengsara, permintaan Zainuddin di tolak oleh keluarganya ayati, ketika Hayatimeninggal 3. Menyenangkan saat pertama Zainuddin bercakap-cakap dengan Hayati. ....” alangkah beruntungnya... mukanya amat jernih, matanya penuh dengan rahasia kesucian dan tabiatnya gembira...” Amanat Setiap sesuatu itu dapat diambil hikmahnya,Dalam menghadapi liku-liku kehidupan hendaknya selalu sabar dan tabah tanpa lupa dengan ikhtiar dan tawakal,Suatu usaha harus kita coba dalam beberapa hal,Kemiskinan bukanlah penghalang bagi keberhasilan Alur Alur Maju karna pengarang menyuguhkan kisah zainudin dari awal hingga zainudin meninggal akhirnya. Sudut pandang Dalam Novel Tenggelamnya kapal Van Der Wijk sudut pandang yang digunakan adalah pandangan orang ketiga karena lebih banyak memakai kata ganti orang “dia” maupun juga nama si tokoh . Gaya Penulisan Gaya penulisan novel ini adalah bahasa yang sedang trend dimasanya. Hal ini tampak jelas dengan banyaknya penulisan dengan gaya ejaan Indonesia lama. Pengaruh Melayu juga dapat kita lihat dengan jelas yang ditandai dengan penggunaan pantun dan sajak. Nilai Nilai yang di bahas adalah nilai sosial, budaya dan agama. Karna dalam novel inii membahas tentang keturunan, Pelajaran-pelajaran hidup dan juga kesenggangan sosial yang terjadi di masyarakatnya. Penokohan. 1. Zainudin Sopan santun, iba hati, sabar, baik hatinya, tidak sombong 2. Hayati Cantik, mudah tersentuh hatinya 3. Pandekar Sutan Sopan santun, tegar, penyabar, berani, penyayang 4. Daeng Habibah Setia, lemah lembut 5. Mak Base sabar, baik, setia, amanah, 6. Datuk Mantari Labih Serakah, tidak adil 7. Dt.. wibawa, bijaksana 8. Muluk Setia, baik, mudah bergaul 9. Azis Gagah, gaul, kaya 10. Mamak peduli 11. Daeng Manippi Baik 12. Khadijah Mata duitan, suka menghasut Sinopsis menceritakan kembali Pada zaman dahulu ada seorang anak bernama Zainudin, dia dari kecil hingga besar selalu dirundungi kemalangan. Dia anak dari Pandekar Sutan dan Daeng Habibah. Ibunya meninggal dunia ketika dia baru berumur 9 bulan. Ayahnya adalah anak buangan. Dia dibuang dari negerinya yang bersuku, berlembaga serta berninik mamak. Negerinya itu berkaum kepada kaum perempuan. Malang nasib seorang anak laki-laki jika tidak mempunyai saudara perempuan. Inilah nasib Pandekar Sutan. Ketika Ibunya meninggal hartanya menjadi milik mamaknya. Hidupnya jadi terlantar karena mamaknya Datuk Mantari Labih adalah seorang yang serakah dan tidak adil. Malang nasib Zainudin karena dalam negeri ibunya dia dianggap sebagai orang asing dan didalam negeri ayahnya dia juga dianggap orang asing pula. Zainudin penasaran dengan keindahan negeri ayahnya. Ia pun memutuskan untuk pergi merantau ke negeri ayahnya. Dengan berat hati Mak Base melepaskannya. Di sana ia bertemu dengan seorang wanita bernama Hayati. Mereka saling mencintai dan sering berkirim-kiriman surat. Namun sayangnya di sana orang-orang belum mengenal dengan percintaan suci. Mereka memandang perbuatan Zainudin dan Hayati adalah suatu perbuatan yang menyalahi adat. Para kaum hawa yang belum kawin sangat marah dengan Hayati karena mereka merasa dipermalukan dan direndahkan derajatnya seakan-akan kampung tak berpenjaga. Terlebih-lebih persukuan Hayati yang merasa dihinakan. Mamak Hayati Dt.. sangat marah. Dengan cara halus Zainudin diusir dari Batipuh. Dia pergi ke Padang Panjang. Di sana ia tinggal di rumah seorang janda tua ber-anakkan satu. Tak berapa lama dia tinggal di Padang Panjang dia mendapatkan surat dari Mengkasar yang isinya memberitahukan bahwa Mak Basenya telah meninggal dunia dan dalam surat itu terdapat uang sebanyak yaitu uang ayahnya untuknya yang disimpankan oleh Mak Basenya. Dia tidak terlalu lama terlarut dalam kesedihan. Dengan uang Rp3000,- ia berani untuk meminang Hayati. Dia tuliskan surat untuk mamak Hayati Dt.. tetapi tidak diberitahukannya bahwa dia sudah ber-uang. Sayangnya niat baiknya ditolak oleh keluarga hayati. Namun dia masih tegar karena di benaknya Hayati masih mencintainya. Namun pikirannya itu hilang ketika teman Hayati Khadijah mengirimkan surat kepada Zainudin yang isinya memberitahukan bahwa Hayati telah bertunangan dengan kakaknya Azis. Hati Zainudin sangat terpukul mendengar hal itu. Zainudin terlihat sangat pucat, mamak pun menanyakan ada apa dengan Zainudin namun tak mau jujur. Mamak pun menyarankan agar Zainudin bertemu dengan Muluk anaknya, mungkin dapat menolong masalahnya. Zainudin pun setuju. Zainudin dan Muluk menjadi teman akrab sehidup semati. Muluk banyak memberikan informasi tentang calon suami Hayati yang ternyata berperangai kurang baik. Zainudin tidak rela jika Hayati disakiti oleh orang lain. Zainudin memberitahukan Hayati tentang hal ini namun Hayati tidak memperdulikannya. Ketika hari pernikahan Hayati dengan Azis tiba Zainudin sakit keras sehingga tak ada kemungkinan lagi untuknya hidup. Namun ternyata 2 bulan kemudian penyakitnya mulai sembuh. Ternyata Allah masih sayang kepadanya. Semangat hidupnya mulai bangkit lagi. Dia menjalani hidupnya yang baru bersama Muluk. Dia merantau dengan Muluk ke tanah Jawa. Usut punya usut ternyata Hayati dan suaminya juga berpindah ke Jawa. Kehidupan rumah tangganya mulai kacau ketika sudah berpindah. Azis sering minta uang kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian Azis dan Hayati menjadi gelandangan. Mereka dibawa Zainudin tinggal di rumahnya. Beberapa saat kemudian Azis berpamitan untuk pergi jauh mencari pekerjaan dan menitipkan Hayati kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian terdengar kabar bahwa Azis tewas karena bunuh diri dan mengirimkan surat kepada Hayati dan Zainudin agar mereka menikah. Namun karena emosi dan sakit hati Zainudin menolaknya dan memilih memulangkan Hayati ke kampungnya. Hayati pulang menumpangi Kapal Van Der Wijck. Alangkah malangnya nasib Hayati ternyata kapal yang ditumpanginya tenggelam. Walaupun dia selamat namun tak bertahan berapa lama dia pun meninggal dunia. Zainudin sangat terpukul dan menyesal atas keputusannya tadi karena dia sebenarnya masih mencintai Hayati. Tak berapa lama setelah Hayati wafat Zainudin pun menyusul dan kuburannya berada disamping kuburan Hayati. Identifikasi isi novel1. Paparan/narasi Pada zaman dahulu ada seorang anak bernama Zainudin, dia dari kecil hingga besar selalu dirundungi kemalangan. Dia anak dari Pandekar Sutan dan Daeng Habibah. Ibunya meninggal dunia ketika dia baru berumur 9 bulan. Ayahnya adalah anak buangan. Dia dibuang dari negerinya yang bersuku, berlembaga serta berninik mamak. Negerinya itu berkaum kepada kaum perempuan. Malang nasib seorang anak laki-laki jika tidak mempunyai saudara perempuan. Inilah nasib Pandekar Sutan. Ketika Ibunya meninggal hartanya menjadi milik mamaknya. Hidupnya jadi terlantar karena mamaknya Datuk Mantari Labih adalah seorang yang serakah dan tidak adil. 2. Konflik Zainudin penasaran dengan keindahan negeri ayahnya. Ia pun memutuskan untuk pergi merantau ke negeri ayahnya. Dengan berat hati Mak Base melepaskannya. Di sana ia bertemu dengan seorang wanita bernama Hayati. Mereka saling mencintai dan sering berkirim-kiriman surat. Namun sayangnya di sana orang-orang belum mengenal dengan percintaan suci. Mereka memandang perbuatan Zainudin dan Hayati adalah suatu perbuatan yang menyalahi adat. Para kaum hawa yang belum kawin sangat marah dengan Hayati karena mereka merasa dipermalukan dan direndahkan derajatnya seakan-akan kampung tak berpenjaga. Terlebih-lebih persukuan Hayati yang merasa dihinakan. Mamak Hayati Dt.. sangat marah. 3. Klimaks Dengan cara halus Zainudin diusir dari Batipuh. Dia pergi ke Padang Panjang. Di sana ia tinggal di rumah seorang janda tua ber-anakkan satu. Tak berapa lama dia tinggal di Padang Panjang dia mendapatkan surat dari Mengkasar yang isinya memberitahukan bahwa Mak Basenya telah meninggal dunia dan dalam surat itu terdapat uang sebanyak yaitu uang ayahnya untuknya yang disimpankan oleh Mak Basenya. Dia tidak terlalu lama terlarut dalam kesedihan. Dengan uang Rp3000,- ia berani untuk meminang Hayati. Dia tuliskan surat untuk mamak Hayati Dt.. tetapi tidak diberitahukannya bahwa dia sudah ber-uang. Sayangnya niat baiknya ditolak oleh keluarga Hayati. Namun dia masih tegar karena di benaknya Hayati masih mencintainya. Namun pikirannya itu hilang ketika teman Hayati Khadijah mengirimkan surat kepada Zainudin yang isinya memberitahukan bahwa Hayati telah bertunangan dengan kakaknya Azis. Hati Zainudin sangat terpukul mendengar hal itu 4. Peleraian Zainudin terlihat sangat pucat, mamak pun menanyakan ada apa dengan Zainudin namun tak mau jujur. Mamak pun menyarankan agar Zainudin bertemu dengan Muluk anaknya, mungkin dapat menolong masalahnya. Zainudin pun setuju. Zainudin dan Muluk menjadi teman akrab sehidup semati. Muluk banyak memberikan informasi tentang calon suami Hayati yang ternyata berperangai kurang baik. Zainudin tidak rela jika Hayati disakiti oleh orang lain. Zainudin memberitahukan Hayati tentang hal ini namun Hayati tidak memperdulikannya. Ketika hari pernikahan Hayati dengan Azis tiba Zainudin sakit keras sehingga tak ada kemungkinan lagi untuknya hidup. Namun ternyata 2 bulan kemudian penyakitnya mulai sembuh. Ternyata Allah masih sayang kepadanya. 5. Penyelesaian Semangat hidupnya mulai bangkit lagi. Dia menjalani hidupnya yang baru bersama Muluk. Dia merantau dengan Muluk ke tanah Jawa. Usut punya usut ternyata Hayati dan suaminya juga berpindah ke Jawa. Kehidupan rumah tangganya mulai kacau ketika sudah berpindah. Azis sering minta uang kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian Azis dan Hayati menjadi gelandangan. Mereka dibawa Zainudin tinggal di rumahnya. Beberapa saat kemudian Azis berpamitan untuk pergi jauh mencari pekerjaan dan menitipkan Hayati kepada Zainudin. Tak berapa lama kemudian terdengar kabar bahwa Azis tewas karena bunuh diri dan mengirimkan surat kepada Hayati dan Zainudin agar mereka menikah. Namun karena emosi dan sakit hati Zainudin menolaknya dan memilih memulangkan Hayati ke kampungnya. Hayati pulang menumpangi Kapal Van Der Wijck. Alangkah malangnya nasib Hayati ternyata kapal yang ditumpanginya tenggelam. Walaupun dia selamat namun tak bertahan berapa lama dia pun meninggal dunia. Zainudin sangat terpukul dan menyesal atas keputusannya tadi karena dia sebenarnya masih mencintai Hayati. Tak berapa lama setelah Hayati wafat Zainudin pun menyusul dan kuburannya berada disamping kuburan Hayati. Kelebihan buku Suatu cerita roman fiksi, yang digubah sedemikian menarik, dijalin dengan menggunaan bahasa yang halus, bebas dan terkesan apa adanya pun menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca untuk membacanya hingga akhir dari karya ini. Rangkaian peristiwa dan konflik yang disusun sedemikian rupa juga penokohan yang kuat dari setiap karakter, penggambaran latar yang tepat hingga alur cerita yang mengalun indah. Kelemahan buku Kritikan kritikan tokoh utama dalam novel ini dapat dipandang sebagai celaan terhadap adat budaya. Pengarang sering kali mengkritik unsur unsur adat budaya yang menurutnya agak menyimpang secara berlebihan walaupun dengan bahasa yang halus dan bisa menimbulkan kesan negatif pada pembaca terhadap budaya dari segi ketata bahasaan, penggunaan bahasa asli yang digunakan pengarang terkadang menyulitkan pembaca dalam menyelami karyanya. Biografi pengarang Tahun 1928, ia menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah. Dua tahun kemudian, ia menjadi konsultan Muhammadiyah di Makassar. Kemudian, ia juga terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah. Ia menggantikan Sutan Mangkuto pada 1946. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi Ketua Barisan Pertahanan Nasional Indonesia. Pada 1953, Hamka terpilih sebagai Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Namun, pada 1981 ia meletakkan jabatan tersebut karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia. Dari 1964 hingga 1966, Hamka selalu dipenjarakan oleh Presiden Soekarno. Ia dituduh pro-Malaysia. Selama di penjara, ia menulis Tafsir Al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, ia diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia, dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia. Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik. Hamka juga seorang wartawan, penulis, dan editor. Sejak 1920-an, ia menjadi wartawan beberapa surat kabar, seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada 1928, ia menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada 1932, ia menerbitkan majalah Al-Mahdi di Makasar. Ia juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam. Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif, seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir Al-Azhar 5 jilid. Di antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Merantau ke Deli. Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabaangsa, seperti kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas Al-Azhar pada 1958, Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia pada 1974, dan gelar Datuk Indono dan Pangeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia. Hamka wafat pada 24 Juli 1981. Jasa dan pengaruh Hamka masih tersisa hingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia bukan saja diterima sebagai tokoh, ulama, sastrawan di tanah kelahirannya. Jasa Hamka juga dikenal di Malaysia dan Singapura.
Uploaded byardi 75% found this document useful 4 votes2K views3 pagesDescriptionResensoCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document75% found this document useful 4 votes2K views3 pagesResensi Film Tenggelamnya Kapal Van Der WijckUploaded byardi DescriptionResensoFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
resensi novel tenggelamnya kapal van der wijck