Dalamdokumen Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Ambulu Berdasarkan Kemampuan Matematika; (Halaman 107-123) a. Melakukan pengonsepan, generalisasi dan menggunakan informasi berdasarkan penelaahan dan pemodelan dalam suatu situasi yang kompleks dan dapat menggunakan pengetahuan diatas rata-rata.
2 Soal menjodohkan: merupakan tipe soal yang biasanya jawabannya dengan menarik garis dari satu titik ke titik lainnya untuk mempertemukan pertanyaan dengan jawaban yang tepat. 3. Isian singkat: merupakan tipe soal yang jawabannya singkat, seperti berupa bilangan atau kata singkat yang menyebutkan tempat, nama benda, atau jawaban lainnya. 4.
Berikomentar yang berhubungan dengan isu konten. Tidak memberikan komentar yang menyinggung. atas pengalaman dan pengetahuan yang bisa kita kembangkan di desa kita dan yang terakhir inovasi muncul dari kegiatan literasi. Sesi tanya jawab selesai pada pukul 11.11, selanjutnya moderator kembali menyapa Key Opinion Leader Fanie Maulida.
Seseorangyang sangat mencintai buku. Ketika menghadapi buku-bukunya yang terus bertambah dan menempati semua isi rumahnya, ia bahkan rela tidur di loteng. Buku ini hanya setebal 76 halaman. Perang; Novel subkultur yang ditulis Rama Wirawan. Jika kamu mulai jenuh dengan rutitinitas kerja monoton dan merasa hal itu mencuri sesuatu dari hidupmu.
Konteksilmiah yang secara khusus berhubungan dengan kegiatan ilmiah yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori dalam melakukan pemecahan masalah matematika. c. Kelompok Kompetensi (Competencies Cluster) Kompetensi pada PISA diklasifikasikan atas tiga kelompok (cluster), yaitu reproduksi, koneksi, dan refleksi (OECD
Sedangkanliterasi teknologi adalah memiliki kemampuan melaksanakan teknologi dengan didasari kemampuan mengidentifikasi, menyadari efek hasil teknologi, memiliki sikap dan kemampuan fisik menggunakan alat dengan aman, tepat, efisien dan efektif. Selanjutnya, Rubba (1993) menyatakan bahwa karakteristik individu yang memiliki literasi sains
. Pendidikan merupakan aspek yang paling vital dalam kehidupan seorang siswa. Tanggung jawab utama memberikan pendidikan kepada anak kecil atau orang dewasa terletak di pundak seorang guru. Seorang guru adalah salah satu profesi yang paling dihormati dan diakui secara luas di dunia, tetapi seringkali kurang dalam penilaian kritis atas keterampilan mengajar mandiri mereka, yang dapat berdampak negatif pada karier serta masa depan seorang siswa muda. Inilah alasan utama mengapa, sekolah dan lembaga pendidikan serupa menyewa pelatih literasi atau kelembagaan, yang tanggung jawab utamanya adalah membimbing guru dan mendapatkan yang terbaik dari mereka. 21 Pertanyaan Wawancara Terbaik Untuk Dipelajari 1 Apa Pandangan Anda Tentang Pendidikan Modern Yang Dipengaruhi Melalui Teknologi Terbaru? Pertanyaan ini menguji sudut pandang dan pola pikir Anda tentang penggunaan teknologi terkini. Contoh Jawaban Seseorang harus selalu bergerak dengan waktu. Dengan kemajuan teknologi, sangat disarankan agar setiap orang menggunakannya untuk memberikan sesi kelas yang inovatif dan menarik. Teknologi tidak hanya membantu dalam memberikan pembelajaran yang efektif tetapi juga membantu dalam mempromosikan minat siswa terhadap pendidikan. Menjadi pelatih literasi, saya selalu menilai tinggi inovasi modern seperti itu dan bahkan memotivasi guru serta siswa, untuk mengajar dan belajar menggunakannya. 2 Apa Satu Hal Yang Ingin Anda Sampaikan Kepada Seorang Guru Pratama? Pertanyaan ini menguji pengetahuan dan pemahaman Anda tentang profesi Anda. Contoh Jawaban Seorang guru sekolah dasar biasanya masih muda dan kemungkinan besar berada pada tahap awal karir seseorang. Penting untuk membimbing mereka agar dapat menangani anak kecil dengan benar. Satu hal, saya ingin memberi tahu mereka, adalah, Anda harus tetap sabar, tenang, dan tenang di setiap titik dalam karier Anda. Anak-anak biasanya tidak terlalu dewasa dan selalu suka bermain. Untuk menjadi seorang guru sekolah dasar yang efektif, dia harus menanggung kesabaran dan menangani setiap situasi dengan cara yang paling tenang dan tenteram. Menjadi frustrasi atau berteriak karena kesal, sama sekali tidak dapat diterima. 3 Definisikan Dewasa Muda? Ini adalah pertanyaan yang rumit dan akan menguji pengetahuan dan pemahaman Anda tentang berbagai aspek pedagogi. Contoh Jawaban Seorang dewasa muda kemungkinan besar berada pada tahap kehidupan seperti itu, di mana, ada banyak perubahan hormonal serta efek psikologis yang membuat mereka menjadi bahan yang rapuh. Dia harus tampil sangat baik di bidang akademiknya dan pada saat yang sama, harus menjaga keseimbangan antara pendidikan dan kesenangan. Sebagian besar orang dewasa muda tidak dapat menyeimbangkan fase kehidupan ini dengan baik dan di situlah peran guru dan pembimbing berperan. Seorang dewasa muda harus ditangani dengan kesabaran dan perhatian. 4 Apa Pemahaman Anda Tentang Pengaturan Kurikulum? Pertanyaan ini menguji pengetahuan Anda tentang prosedur kerja praktek. Contoh Jawaban Tingkat pendidikan yang didapat siswa dan efisiensi guru dalam mengajar bergantung pada kurikulum. Sangat kritis dan penting untuk memahami kebutuhan dan persyaratan untuk memiliki pengetahuan kurikulum yang lengkap. Posting ini, itu harus dirancang sedemikian rupa, sehingga seorang siswa dapat memperoleh pengetahuan kerja yang sama, tergantung pada kelas dan usianya. Itu harus memasukkan topik yang sulit serta topik yang mudah pada saat yang bersamaan. 5 Seberapa Tertarik Anda Dalam Konseling? Pertanyaan ini menguji pengetahuan Anda tentang cara/prosedur Anda menasihati siswa dan juga guru. Contoh Jawaban Konseling adalah tugas inti dari pelatih literasi. Baik itu siswa atau guru, saya selalu siap untuk menasihati mereka, dengan segenap semangat dan semangat saya. Untuk ini, pertama-tama saya selalu memulai dengan sesi mendengarkan aktif, di mana saya memberi mereka pilihan untuk berbicara dan mengekspresikan diri. Posting ini, saya selalu membingkai beberapa pertanyaan dari percakapan mereka dan mencoba menyambungkan masalah utama. Dengan cara ini, saya dapat menggunakan pidato saya dengan lancar dan mengajari mereka aspek-aspek vital kehidupan, sambil menasihati mereka. 6 Apa Satu Hal Yang Akan Selalu Anda Masukkan Dalam Modul Pelatihan Pendidik? Menjadi pelatih literasi Anda selalu dituntut untuk mendidik dan mengembangkan para guru/pendidik. Untuk ini, Anda harus menyiapkan modul pelatihan. Pertanyaan ini menguji pengetahuan dan kesadaran Anda akan hal yang sama. Contoh Jawaban Pembina literasi biasanya menyiapkan modul yang efektif dan menarik bagi guru dan pendidik. Satu hal yang akan selalu saya gunakan adalah prosedur, yang dengannya seorang pendidik dapat meningkatkan keterampilan percakapannya saat menyampaikan ceramah. Untuk ini, dia harus memiliki pegangan yang luar biasa pada mata pelajaran inti dengan pengetahuan dan keahlian yang luas. Selanjutnya, dia harus fasih berbicara dan memiliki pengetahuan ahli tentang setidaknya satu bahasa. 7 Seberapa Efektif Anda Dalam Mengikuti Instruksi? Ini adalah pertanyaan wawancara umum, di mana pewawancara ingin mengetahui persepsi Anda terhadap mengikuti perintah dan pedoman. Contoh Jawaban Mematuhi aturan dan instruksi adalah sesuatu yang selalu saya hargai dalam hidup saya. Saya sangat percaya, bahwa jika Anda mengikuti pedoman yang ditetapkan secara religius, Anda pasti akan berhasil. Yakinlah, saya akan selalu mengikuti instruksi yang diberikan oleh senior saya dan tidak akan pernah meremehkan mereka kapan pun dalam masa jabatan saya. 8 Bagaimana Guru Menjadi Kreatif Saat Mengajar? Pertanyaan ini menguji pengetahuan Anda tentang prosedur kerja praktek. Contoh Jawaban Kreativitas adalah masalah dan rintangan terbesar dalam menyampaikan kuliah yang efektif. Jika seorang guru tidak kreatif, dia akan sering menyampaikan sesi kelas yang membosankan dan monoton. Untuk mengatasi hal ini, upaya harus dilakukan dengan menggunakan lebih banyak grafik, bagan, dan gambar serta menggunakan monitor kelas pintar. Jika memungkinkan, konsep yang sulit dan terperinci harus diajarkan setelah menyiapkan diagram 3-D, sehingga memungkinkan pemahaman yang lebih baik. 9 Mengapa Kami Harus Mempekerjakan Anda? Ini adalah pertanyaan wawancara umum, yang dengannya pewawancara ingin mengetahui sikap dan persepsi Anda terhadap diri sendiri. Contoh Jawaban Menjadi orang yang pekerja keras dan cepat belajar, dengan pengalaman lebih dari 5 tahun di bidang yang sama dengan lembaga pendidikan bergengsi, saya menganggap diri saya cocok dan cocok untuk lowongan ini. Selanjutnya, saya telah mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif dan fasih berbicara, melalui mana saya dapat memberikan sesi pelatihan yang berkualitas kepada guru serta siswa. Jika dipekerjakan, saya dapat membuktikan diri sebagai aset bagi organisasi. 10 Nilai Keterampilan Interpretasi Anda Pada Skala 1 sampai 5. Menjadi pelatih literasi Anda harus menginterpretasikan data yang dikumpulkan dari siswa serta penilaian guru. Pertanyaan ini menguji dan mengevaluasi keterampilan interpretasi Anda. Contoh Jawaban Saya sepenuhnya menyadari relevansi pertanyaan ini. Saya dapat meyakinkan Anda bahwa, saya sepenuhnya menyadari penggunaan berbagai alat interpretasi, seperti grafik batang, bagan, dan diagram. Saya, dengan keyakinan penuh, ingin memberi diri saya peringkat 11 Apa Kekuatan Terbesar Anda? Pertanyaan ini menguji tingkat pemahaman Anda sendiri. Sangat disarankan agar Anda menjawab pertanyaan ini, setelah analisis diri yang cermat dan jika mungkin, tulis kekuatan utama Anda di selembar kertas. Contoh Jawaban Menurut pendapat saya yang sederhana, kemampuan saya untuk membuat keputusan berdasarkan informasi pada saat kesusahan dan gangguan total berkontribusi pada kekuatan terbesar saya. Saya adalah individu yang berorientasi pada detail dan teliti, yang selalu membuat keputusan setelah mengumpulkan banyak informasi yang relevan. Meskipun melelahkan dan memakan waktu, saya akhirnya membuat keputusan yang selalu positif dan membantu saya dengan cara yang lebih besar. 12 Kapan Anda Bisa Mulai? Ini adalah pertanyaan wawancara yang umum, di mana pewawancara melalui pertanyaan ini menanyakan apakah Anda dapat segera memulai atau tidak. Terkadang pemberi kerja lebih memilih permulaan instan. Pertanyaan ini sama sekali tidak menjamin pilihan Anda dan Anda disarankan untuk tetap tenang serta mengendalikan kegembiraan Anda. Contoh Jawaban Untuk Individu Baru / Pengangguran Karena saya tidak bekerja di mana pun dan tidak memiliki kewajiban atau komitmen sebelumnya untuk dipenuhi, saya menyatakan bahwa saya dapat segera Individu yang Dipekerjakan Berada dalam pekerjaan saat ini, saya ingin mengambil waktu. Jika saya terpilih untuk pekerjaan ini, saya akan segera memberikan pemberitahuan kepada majikan saya saat ini. Ada jangka waktu 14 hari, setelah itu saya akan menerima surat pembebasan saya. Posting yang mana, saya ingin menambahkan 2 hari buffer, dan dengan demikian, saya dapat mengkonfirmasi Anda ___menyebutkan tanggal Anda bergabung____ sebagai tanggal saya bergabung. 13 Nasihat Apa yang Akan Anda Berikan Kepada Guru yang Lesu? Guru di beberapa titik dalam karir mereka menjadi lesu dan tidak mampu memberikan kinerja yang baik. Pertanyaan ini menguji kemampuan Anda untuk menangani beberapa prosedur kerja praktis. Contoh Jawaban Dengan istilah guru yang lesu, saya yakin Anda kemungkinan besar merujuk pada seseorang yang tidak memiliki tingkat minat yang sama dalam memberikan kuliah berkualitas tinggi, seperti yang dia miliki saat bergabung. Pada awalnya, saya ingin menyarankan, mereka memiliki beberapa cuti berbayar dan menikmati waktu itu bersama keluarga dan teman Anda. Posting ini, jika mereka masih belum mencapai sasaran, satu-satunya saran yang ingin saya sampaikan adalah, seriuslah dengan pekerjaan Anda dan beri saya target itu dalam batas waktu, jika tidak, kinerja Anda akan dipantau oleh tim regu terbang dan jika tidak membaik, kami akan terpaksa mengeluarkan Anda dari posisi tersebut. 14 Apa Buku Terbaru yang Telah Anda Baca? Menjadi pelatih literasi, Anda harus tertarik pada sastra. Ini adalah pertanyaan wawancara umum, menilai kemampuan intelektual dan minat Anda dalam sastra. Sangat disarankan agar Anda menyebutkan nama buku, yang mengajarkan dan membimbing Anda secara positif, daripada menyebutkan novel romantis atau cinta apa pun. Contoh Jawaban Menjadi pembaca yang rajin, saya selalu dikelilingi oleh buku-buku tentang berbagai topik dan konsep, yang berkontribusi positif pada kesehatan mental dan pandangan saya. Baru-baru ini, saya telah membaca ___sebutkan nama buku Anda____, yang membuat saya menjadi orang yang lebih positif. Begitulah pengaruhnya terhadap kepribadian saya, sehingga sekarang saya selalu melihat sisi terang kehidupan dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang biasanya benar dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi saya. 15 Berapa Harapan Gaji Anda? Ini adalah pertanyaan wawancara umum, di mana pewawancara ingin mengetahui kelompok gaji pilihan Anda. Pertanyaan ini harus dijawab setelah melakukan penelitian yang serius dan tekun terkait gaji yang ditawarkan kepada para profesional serupa di bidang yang sama. Angka yang acak atau tidak tepat, terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat sangat mengurangi peluang Anda untuk memilih. Contoh Jawaban Pak, saya telah melakukan penelitian menyeluruh dan mendasarkan ekspektasi gaji saya pada hal yang sama. Saya percaya apa pun antara ___sebutkan kelompok gaji pilihan Anda____, akan menjadi gaji optimal, yang memiliki kemampuan untuk memuaskan saya serta harapan saya. 16 Apa yang Anda maksud dengan Metode Pengajaran yang Tidak Konvensional? Pertanyaan ini menguji pengetahuan Anda tentang terminologi praktis yang terkait dengan profesi Anda. Contoh Jawaban Jika saya berbicara tentang metodologi pengajaran konvensional, hal pertama yang terlintas dalam pikiran saya adalah buku hitam putih dan papan tulis dengan kapur tulis, yang digunakan seorang guru untuk menjelaskan konsep kepada siswanya. Tetapi teknologi telah merusak ini sepenuhnya. Dengan teknologi, kita dapat dengan mudah mengganti buku dengan tablet, dan papan tulis dengan papan pintar digital yang bahkan mampu memutar video digital dan tiga dimensi. Menggunakan peralatan modern seperti itu tidak konvensional menurut pendapat saya. 17 Seberapa Sabarkah Anda? Untuk mendapatkan yang terbaik dari guru, Anda diharapkan menunjukkan kesabaran serta ketenangan dalam operasi Anda. Oleh karena itu, jawablah pertanyaan ini secara positif. Contoh Jawaban Pak, saya meyakinkan Anda bahwa saya adalah individu yang sangat sabar dan toleran dengan kemampuan yang ditingkatkan untuk melatih dan mengajar seseorang. Saya memahami relevansi pertanyaan ini sepenuhnya. Saat Anda menunjukkan kesalahan atau kekurangan pada seseorang, mereka cenderung menjadi agresif dan frustrasi. Saat itulah, kemampuan Anda untuk tetap tenang, tenang, dan sabar ikut bermain. 18 Bagaimana Anda Akan Menangani Seorang Guru Terhadap Pembelajaran Metodologi Pengajaran Baru? Ini adalah pertanyaan yang terkait dengan masalah dan masalah terkait pekerjaan praktis. Contoh Jawaban Sektor pendidikan terus berkembang dengan metode dan teknologi baru yang muncul hampir setiap hari dengan tujuan bersama untuk meningkatkan efisiensi pendidikan saat ini. Sangat penting bagi guru untuk mengembangkan diri dan beradaptasi dengan perkembangan baru ini. Jika seorang guru menentang belajar, maka menurut saya itu adalah kebiasaan buruk yang mendorong ketidakjelasan. Saya pasti akan menasihati guru seperti itu secara pribadi dan jika masalah masih berlanjut, saya akan dipaksa untuk mengajukan keluhan resmi kepada direktur. 19 Apa yang Memotivasi Anda Untuk Bekerja? Ini adalah pertanyaan wawancara umum yang mengevaluasi alasan utama Anda memotivasi Anda untuk bekerja. Contoh Jawaban Faktor motivasi berbeda untuk individu yang berbeda dan sangat bergantung pada keadaan dan situasi yang berlaku dalam kehidupan pribadi seseorang. Bagi saya, faktor motivasi terbesar adalah uang, karena saya adalah satu-satunya pencari nafkah di keluarga saya yang beranggotakan lima orang. Selanjutnya, saya juga berkeinginan untuk bekerja untuk meningkatkan keterampilan dan atribut pribadi saya yang juga akan membantu saya dalam kemajuan karir dan membentuk masa depan saya dengan baik. 20 Mengapa Anda Memilih Kami? Ini adalah pertanyaan wawancara umum, yang memungkinkan organisasi menilai tingkat keseriusan dan komitmen Anda terhadap organisasi. Contoh Jawaban Menjadi lembaga pendidikan terkemuka dengan lebih dari 5,000 siswa dan 1,000 guru serta staf sekutu, ada nama besar lembaga Anda di pasar. Tingkat keahlian dan teknologi modern yang dimiliki institut ini luar biasa dan saya percaya akan membantu saya dalam pengembangan menyeluruh dengan meningkatkan keterampilan dan kemampuan saya. Selanjutnya, memiliki nama besar di resume saya, tidak hanya akan meningkatkan nilai resume saya tetapi juga akan membantu saya mendapatkan kesempatan kerja yang lebih baik dengan paket gaji yang lebih baik. 21 Apakah Anda Memiliki Pertanyaan Untuk Kami? Ini kemungkinan besar adalah pertanyaan terakhir dari sesi wawancara, di mana pewawancara ingin mengetahui apakah Anda memiliki keraguan dan masalah dengan organisasi, prosedur kerjanya, profil pekerjaan, dan tugas yang harus dilakukan. Melewatkan pertanyaan ini sangat dilarang dari pihak kami, karena ini hanya akan menganggap Anda tidak serius tentang organisasi atau kurang siap untuk sesi wawancara. Pertanyaan Anda dapat didasarkan pada hal-hal berikut Apa waktu kerjanya?Apakah ada ketentuan untuk tunjangan lembur?Apa saja berbagai manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh organisasi?Bagaimana cara menghitung tunjangan kompensasi cuti?Berapa banyak cuti berbayar yang diizinkan dalam setahun? Unduh daftar pertanyaan dalam format .PDF, untuk berlatih dengan mereka nanti, atau untuk menggunakannya pada templat wawancara Anda untuk wawancara Pelatih Literasi Referensi Sandeep Bhandari adalah pendiri situs web Saya seorang blogger profesional penuh waktu, pemasar digital, dan pelatih. Saya suka apa pun yang berhubungan dengan Web, dan saya mencoba mempelajari teknologi baru setiap hari. Semua manajemen tim, pembuatan konten, dan tugas monetisasi ditangani oleh saya. Bersama dengan tim di PrepMyCareer, tujuannya adalah untuk menyediakan konten yang bermanfaat dan menarik bagi pembaca kami.
Simak tips ampuh dan jitu mengerjakan tes Literasi Bahasa Indonesia di UTBK-SNBT 2023. Terapkan dari sekarang untuk sukses masuk ke PTN dan jurusan impian! — Duh, di UTBK tahun ini ada tes literasi. Gimana ya tips belajar literasi bahasa Indonesia supaya hasil UTBK bisa maksimal? Well, guys, tes literasi menjadi salah satu tes baru yang akan diujikan pada UTBK-SNBT tahun 2023. Kenapa sih tes ini diujikan dan dianggap penting untuk calon mahasiswa? Hasil penelitian PISA menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan 6 terbawah di bidang kemampuan literasi. Padahal, sebagai mahasiswa kamu harus memiliki kemampuan literasi yang baik agar bisa mengolah data dan informasi. That’s why, tes literasi menjadi salah satu yang diujikan dalam seleksi masuk PTN. Literasi sendiri itu apa sih? Literasi adalah kemampuan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan. Dalam bahasa, bacaan ini ada dalam ranah wacana. Di UTBK nanti, kamu akan menghadapi 2 tipe tes literasi, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. “Oke, udah paham..” Nah, agar kamu bisa lebih mudah dan sukses mengerjakan tes literasi, sekarang kita bahas strategi atau tips belajar literasi bahasa Indonesia yang akan diujikan di UTBK-SNBT 2023. 1. Menguasai Penggunaan Tata Bahasa Materi tentang tata bahasa sangat penting untuk mengerjakan tes literasi bahasa Indonesia. Materi tata bahasa menjadi prasyarat untuk memahami suatu bacaan. Sebab, untuk menguasai kemampuan literasi dalam ranah wacana atau teks, kamu harus mulai dari satuan yang terkecil terlebih dahulu, mulai dari huruf, kata, frasa, klausa, kalimat, dan seterusnya. Coba lihat gambar hierarki bahasa di bawah ini ya agar lebih paham. 2. Ketahui Prediksi Bentuk Soal Literasi membaca akan menguji kemampuan kamu dalam memahami beragam tipe soal. Apa saja sih tipe soal yang akan diujikan dalam tes literasi bahasa Indonesia? Ini dia bocorannya Mencari informasi eksplisit Mencari informasi yang relevan Menyimpulkan informasi atau isi bacaan Menentukan ide pokok atau inti bacaan Menentukan makna kontekstual kata Menentukan/menemukan tema dalam teks sastra Menemukan nilai dalam teks sastra Menyarankan solusi Menghubungkan informasi Menilai informasi Menentukan pilihan Menentukan unsur proses dan sebab-akibat dalam bacaan eksplanatif Baca Juga Kisi-Kisi UTBK-SNBT Materi Tes Potensi Skolastik dan Tes Literasi 3. Kuasai Teknik Membaca Cepat Teknik membaca cepat di sini maksudnya adalah kamu tidak perlu membaca kata per kata di dalam bacaan. Kamu bisa menggunakan teknik membaca yang tepat untuk menemukan informasi tertentu. Teknik ini juga dapat membantu kamu untuk mengerjakan soal secara efektif berdasarkan tipe soalnya. Apa aja tuh teknik membaca cepat yang bisa dicoba? A. Skimming Skimming artinya membaca cepat untuk menentukan gambaran umum atau isi keseluruhan bacaan. Skimming akan memudahkan dalam menemukan gagasan inti dari sebuah paragraf. B. Scanning Scanning atau membaca memindai sering juga disebut sebagai membaca loncat. Teknik scanning akan memudahkan kamu untuk mencari informasi yang spesifik atau berdasarkan kata kunci. Baca Juga Skimming dan Scanning, Rahasia Membaca Cepat! 4. Lebih Rajin Membaca Jangan malas membaca! Mulailah biasakan diri kamu untuk lebih rajin membaca dan mengerjakan soal-soal UTBK, khususnya tes literasi bahasa Indonesia. Ini penting banget, supaya kamu lebih terbiasa untuk mengerjakan soal-soal dan membaca teks. Apalagi, teks yang akan disajikan dalam tes literasi kebanyakan adalah teks-teks yang panjang. Kalau kamu tidak terbiasa, maka akan lebih sulit untuk mengerjakannya. 5. Terapkan Trik 4 Langkah Mengerjakan Soal Literasi Bahasa Indonesia Psst, ada trik dari Master Teacher Ruangguru nih untuk mengerjakan soal literasi bahasa Indonesia. Kamu bisa mencoba untuk menerapkan trik 4 langkah di bawah ini Cari kata kunci pada soal Baca opsi jawaban dan temukan kata kunci Baca teks dan sesuaikan dengan kata kunci yang sudah kamu temukan Eliminasi jawaban! Trik jitu mengerjakan soal dalam 4 langkah ini bisa membantu kamu menyelesaikan seluruh soal dengan lebih cepat. Kalau kamu hanya fokus pada teksnya saja, waktu kamu pasti akan habis, guys. 6. Sering Berlatih Soal Banyak banget nih yang nanya, untuk mengerjakan tes literasi bahasa Indonesia apakah harus menghafal kata di KBBI? Jawabannya, tentu aja nggak perlu ya. Waktu dan memori otak kamu pastinya nggak akan cukup untuk menghafal kata-kata di KBBI yang banyak banget. Kunci untuk mengerjakan tes literasi adalah sering-sering berlatih. Makin banyak latihan soal akan lebih mengasah kemampuan kamu dalam membaca dan memahami kata-kata bahasa Indonesia. Baca Juga Contoh Soal Literasi Bahasa Indonesia UTBK-SNBT 7. Skimming Soal untuk Menentukan Soal Mudah dan Sulit Saat mengerjakan soal literasi bahasa Indonesia nanti, kamu juga perlu melakukan tips ini nih, guys. Skimming seluruh soal yang disajikan untuk menentukan mana soal yang mudah dan soal yang sulit. Manfaat melakukan ini adalah untuk menentukan prioritas dalam mengerjakan soal. Kamu bisa mulai dari soal yang mudah dulu, baru lanjut ke soal yang lebih sulit. Tips ini bisa membantu kamu untuk mengerjakan soal secara lebih efektif. 8. Abaikan Koteks atau Informasi di Luar Teks Pernah dengar nggak apa itu koteks? Koteks adalah informasi yang ada di luar teks. Hal ini berhubungan dengan tipe jawaban yang akan kamu temui dalam tes literasi bahasa Indonesia. Dalam tes ini ada 3 tipe opsi jawaban yaitu true, false, dan cannot say. Nah, tipe jawaban cannot say termasuk ke dalam koteks atau informasi yang tidak dimuat dalam teks. Jadi, kalau kamu menemukan opsi jawaban yang tidak dibahas dalam teks bisa langsung kamu abaikan saja karena opsi tersebut bisa dianggap salah. Sebab, jawaban dalam tes literasi bahasa Indonesia harus berdasarkan isi yang ada dalam teks. 9. Ikut Tryout Kunci sukses di tes literasi dalam bahasa Indonesia adalah pembiasaan. Semakin kamu terbiasa membaca informasi yang ada di dalam teks, kamu juga akan akan semakin mahir dalam mengolah informasinya. Dengan rajin ikut tryout, kamu juga jadi terbiasa untuk mencocokan antara pertanyaan dengan teksnya. Ikut tryout punya banyak banget manfaat, lho, guys. Kamu jadi bisa tahu berbagai macam tipe-tipe soal, terbiasa mengerjakan soal, dan tahu perkembangan belajar kamu. 10. Batasi Waktu Pengerjaan Waktu yang diberikan untuk mengerjakan tes literasi bahasa Indonesia di UTBK nanti adalah 45 menit untuk 30 soal. Perhatikan durasi waktu ini dan buat target waktu personal berdasarkan durasi dan pengerjaan soal tersebut. Gimana cara membuat target pengerjaannya? Kamu bisa ikut tryout untuk mengetahui berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk menyelesaikan tes literasi bahasa Indonesia ini. — Well, sekarang sudah tahu kan apa saja yang harus kamu lakukan dengan mengikuti tips mengerjakan tes literasi bahasa Indonesia UTBK di atas. Buat kamu yang mau ikut tryout, langsung aja buka ruanguji dari ikuti tryout UTBK sekarang!
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 090504 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d81e3182e7eb73c • Your IP • Performance & security by Cloudflare
MEMBACA KRITIS A. SYUKUR GHAZALI. PERINGKAT MEMBACA MEMBACA PERINGKAT RENDAH MENGENAL BENTUK HURUF MENGENAL UNSUR KEBAHASAAN KATA, FRASE, KALIMAT, DLL. - ppt download membaca dan strategi menemukan REferensi pendukung lewat internet muh - ppt download Membaca kritis Membaca kritis 7 Pertanyaan Seputar Membaca Bersama Balita Soal AKM-ANBK Materi literasi membaca Jenjang sd smp sma - Info GTK Terbaru Soal AKM-ANBK Materi literasi membaca Jenjang sd smp sma - Info GTK Terbaru Tugas Konsep Membaca Kritis dan Kreatif - ppt download Bimbingan Islam - Hukum Membaca Al Quran Secara Terputus-Putus Tanya Jawab Grup WA Admin Akhawat Bimbingan Islam Pertanyaan بسم اللّه الرحمن الر حيم السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Afwan Ustadz, saya ingin Pertanyaan Sebelum Membaca Buku Non Fiksi – Berbagai Buku Membaca kritis Membaca Kritis PDF Pertanyaan Sebelum Membaca Buku Non Fiksi – Berbagai Buku Setelah membaca dengan cermat, buatlah pertanyaan dan jawaban sesuai teks tersebut,Membuat 6 - Laporan Kegiatan Membaca Buku PDF TIPE PERTANYAAN BACAAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SINGARAJA oleh I Gusti Ngurah Ris √ Cobalah Menjawab Pertanyaan Berikut Setelah Membaca Teks Tanggapan dalam Kotak - Operator Sekolah 14+ Contoh Soal Bahasa Indonesia Membaca Nonsastra - Kumpulan Contoh Soal Metode 3M Membaca, Menulis Pertanyaan, dan Menjawab Setelah Membaca Teks tentang Bali Tangi, Buatlah 5 Pertanyaan tentang Wirausaha tersebut - Contoh Soal Pertanyaan Kritis dalam Memahami Teks Eksemplum Membaca inspeksional Jenis membaca Inspeksional Jenis membaca inspeksional Buatlah lima pertanyaan yang muncul darimu saat kamu membaca teks tersebut!Jawablah pertanyaan - Jawaban latihan membuat soal asesmen literasi membaca tingkat sma - Info GTK Terbaru SOAL UKG 2013 N Pembahasan PDF Pertanyaan Sebelum Membaca Buku Non Fiksi – Berbagai Buku MEMBACA TEKS BACAAN DI ATAS,BUATLAH BEBERAPA PERTANYAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKS - Latihan Soal Gemar Membaca worksheet Setelah membaca teks di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!a. Siapakah nama raja - Contoh Pertanyaan untuk merangsang siswa Berdialog dan berdiskusi dalam Penguatan Literasi membaca - GURU SUMEDANG Bagaimana Jika? Serius Ilmiah Jawaban Tidak Masuk Akal Hipotetis Pertanyaan Ilmu Membaca Buku untuk Anak anak DewasaPendidikan & Pengajaran - AliExpress Tuliskan 3 Teknik Membaca Puisi ! Jawaban Soal SD Kelas 4 5 6 SD TVRI Selasa 28 April 2020 - 10 Soal Menjawab Pertanyaan Sesuai Isi Bacaan dengan Kata Tanya - dapurImajinasi Setelah Membaca Teks Rambu Lalu Lintas Tulislah Pertanyaan Membaca Cepat Berlaku Untuk Semua Bacaan Membaca Cepat - Panduan Terbaik Belajar “Speed Reading” √ Setelah Kalian Membaca Puisi di Atas, Coba Kalian Jawab Pertanyaan- Pertanyaan di Bawah Ini - Operator Sekolah Apa Manfaat Membaca? Kunci Jawaban Budi Pekerti dan PAI Kelas 4 SD/MI Halaman 92 - Laporan Kegiatan Membaca Buku PDF Setelah membaca teks di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di1. Menjelaskan apakah teks di - Fonik Membaca Bagian Pemahaman dan Pertanyaan Bundel Pembelajaran Jarak PDF File Elektronik - AliExpress Pertanyaan Ganjil dalam TWK yang Mesti Dijawab Pegawai KPK - Grafis √ Setelah Membaca Kedua Berita di Atas, Jawablah Pertanyaan Berikut - Operator Sekolah Membaca Tanpa Terpaksa - Blog Kampus Guru Cikal Blog Kampus Guru Cikal DOC soal Tes,dan Non Tes Keterampilan membaca Alina Wulan - Pertanyaan Setelah Membaca Teks Hidup Rukun dalam Perbedaan 7 Pertanyaan Seputar Membaca Bersama Balita TES KETERAMPILAN MEMBACA - ppt download Membaca Karakter Orang Lain dengan Satu Pertanyaan - Motivator Makassar by Motivator Terbaik di Makassar - issuu Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 3 Halaman 23 Subtema 1 Pembelajaran 3 Persahabatan Matahari dan Awan - Meningkatkan kemampuan Membaca Di Pedesaan - Tanoto Foundation 5PCS Disebarkan Peep Dalam Pertanyaan dan Jawaban Mengangkat Flap Bahasa Inggris Pendidikan 3D Buku Membaca Buku Sekolah SuppliseSastra & Fiksi - AliExpress Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 29 Kegiatan 2 - Wali Kelas SD Pertanyaan untuk Anak SD itu Terlalu Mudah dan Menghina Nalar Anak-anak - Blog Bukik Perhatikan tabel berikut! Berdasarkan tabel … Teknik Membaca SQ3R PDF Contoh Soal Teknik Membaca Memindai Kenapa Membaca Buku Puisi dan Pertanyaan-Pertanyaan Lainnya pengembangan keterampilan membaca Pertanyaan Dan Membaca Ikon Linear Black Stroke Ilustrasi Stok - Unduh Gambar Sekarang - iStock Latihan Soal UAS Bahasa Indonesia Kelas 5 √ Kamu telah membaca bacaan ”Sistem Pernapasan pada Manusia”. - Operator Sekolah Pertanyaan Membaca Ikon Black And White Square Ilustrasi Stok - Unduh Gambar Sekarang - iStock Kegiatan Prabaca Nomo r Pertanyaan Sebelum Membaca Buku - Web viewSebelum menjawab pertanyaan terlebih dahulu membaca basmallah dan diakhiri membaca Alhamdulillah Kenapa Membaca Buku Puisi dan Pertanyaan-Pertanyaan Lainnya kamu telah membaca dengan cermat teks nonfiksi berjudul tari klana topeng Jawablah - Bahasa Inggris Phonic Aku Bisa Membaca Mewarnai Cerita Buku Pertanyaan Kertas Pelatihan Buku Kerja Mengajar Anak anak Bahasa Inggris Buku untuk Anak anak - AliExpress Perbedaan Metode Membaca Intensif dan Ekstensif Bahasa Indonesia Kelas 9 Pertanyaan Membaca Ikon Hitam Dan Putih Dengan Bayangan Panjang Ilustrasi Stok - Unduh Gambar Sekarang - iStock ![25/12/20] Pertanyaan/Jawaban Seputar Buku & Kegiatan Baca-Membaca - Far’s Books Space] 25/12/20] Pertanyaan/Jawaban Seputar Buku & Kegiatan Baca-Membaca - Far’s Books Space Modul 4 PDF MEMBACA PERTANYAAN in English Translation Jawaban Soal Teknik Membaca Puisi Harus Menggunakan, Materi TVRI Kelas 4 5 6 SD Selasa 28 April - Jawaban latihan membuat soal asesmen literasi membaca tingkat sma - Info GTK Terbaru DOC Laporan Kegiatan Membaca Buku Mahendra Rafli Hanan - Setelah membaca teks diatas, jawablah pertanyaan pertanyaan dibawah ini!tuliskan pada tempat yang telah tersedia! judul bacaan Latihan soal Bahasa Indonesia untuk SD kelas 1 Belajar Membaca Menulis latihan b indo sd 1 Pertanyaan Ikon Membaca Pada Tombol Hitam Dengan Rollover Putih Ilustrasi Stok - Unduh Gambar Sekarang - iStock Jawaban Dari kisah Mohammad Hatta apa manfaat membaca buku yang masih relevan dengan saat ini? - Pertanyaan Sebelum Membaca Buku Non Fiksi – Berbagai Buku Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 42 Tugas - Wali Kelas SD 8 Contoh Soal Asesmen Nasional Literasi Membaca untuk Kelas 8 Setelah Membaca Teks Bacaan Halaman 14 Buku Tema 5 Kelas 5, Catatlah Beberapa Pertanyaan! - MEMBACA KRITIS A SYUKUR GHAZALI PERINGKAT MEMBACA PERINGKAT √ Setelah Kalian Membaca Wacana di Atas, Jawablah Pertanyaan-Pertanyaan di Bawah Ini - Operator Sekolah ACT Membaca Pertanyaan, Isi, dan Skor Latihan soal Bahasa Indonesia untuk SD kelas 1 Belajar Membaca Menulis latihan b indo sd 1 Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca ? - Diskusi Pendidikan - Dictio Community setelah kamu membaca teks bacaan diatas, buatlah beberapa pertanyaan berdasarkan teks bacaan. Catat - KUNCI JAWABAN Tema 2 Kelas 5 SD Halaman 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Buku Tematik Pembelajaran 2 - Halaman 3 - Mobile Contoh Soal Dan Pembahasan - [DOC Document] Shahih Fiqih - 🔍 BOLEHKAH MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN POSISI BERBARING? . PERTANYAAN . هل يجوز للإنسان أن يقرأ وهو مضطجع؟ . Apakah seseorang boleh membaca Al-Qur’an dengan berbaring? . . JAWABAN . Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Bagaimana cara membaca huruf pertama pada lafal ? Jawab 2. Tuliskan Herry SW på Twitter “Teman-teman pengirim pertanyaan ke Twitter, silakan membaca panduan ini ya. Bukan maksud hati saya untuk tidak membalas pertanyaan masuk.… Membaca inspeksional Jenis membaca Inspeksional Jenis membaca inspeksional 5+ Pertanyaan Seputar Bulan Ramadhan - Mari Membaca Pertanyaan Sebelum Membaca Buku Non Fiksi Contoh Soal AKM Literasi Level 4 Serta Pembahasannya Cara Membaca Data dalam Bentuk Tabel, Diagram Batang, Diagram Garis, dan Diagram Gambar - Buatlah pertanyaan dari hasil pengamatanmu!2. Ceritakan maksud Gambar dan Gambar di -
– Banyak hal menarik untuk dikaji lebih mendalam setiap webinar nasional tentang digital literasi yang dilenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Kominfo, Gerakan Nasional Literasi Digital GNLD siberkreasi bersama mitranya sepanjang tahun 2021, yang diberi tema secara umum Gerakan Nasional Literasi Digital 2021. Target utama adalah Indonesia makin cakap digital. Tentu kecakapan digital yang dimaksud merupakan pengetahuan dalam memanfaatkan media digital; media komunikasi dan jejaring internet. Program ini memiliki empat pilar mendasar yaitu etika digital, budaya digital, keterampilan digital dan keamanan digital. Definisi sederhana masing-masing pilar tersebut; Etika digital berarti kemampuan individu dalam menyadari, menyesuaikan diri dan menerapkan etika digital atau netiquet dalam saat berselancar di dunia digital. Budaya digital sebagai hasil kreasi dan karya yang berbasis teknologi internet. Hal ini dapat tercermin lewat cara berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi dalam dunia digital, termasuk didalamya berbelanja online. Pilar keterampilan digital dapat diartikan kemampuan untuk secara efektif, mengevaluasi dan membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital. Salah satu keterampilan digital misalnya dalam menggunakan media sosial hingga menggunakan platform belanja online. Terakhir pilar keamanan digital sebagai aktivitas mengamankan kegiatan digital, misal dengan penggunaan password termasuk pemahaman mengenai cyber security. Tentu harapannya, dengan menguasai keempat pilar tersebut, masyarakat memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan internet dan teknologi secara aman, beretika, dan optimal. Termasuk menguasai hakikat, landasan dan tujuan dari berkomunikasi dengan menggunakan Ilmu Komunikasi, baik secara lansung maupun bermedia baik konvensional dan new media. Hakikat, landasan dan tujuan berkomunikasi antara lain adanya saling pengertian to understanding, hadirnya kebersaman togetherness, tercipta harmonisasi, terdapat unsur pengetahuan/educasi, memperkuat identitas, memperkuat budaya termasuk local wisdom, penguatan nilai toleransi, hadirnya saling menghormati dan menyayangi, lahir kesejahteraan jiwa, bahagia_menyenangkan, dapat mengubah sikap_ perilaku, menghibur dan motivasi. Dalam salah satu webinar tersebut pada Sabtu, tanggal 11 September 2021, mengusung tema umum; Internet Untuk Kampanye Bangga Budaya Indonesia, dibuka oleh bapak Semuel Abrijani Pangerapan, sebagai Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo. Narasumber dihadirkan berbagai kalangan, ada dari kalangan akademisi Kamaruddin Hasan tercatat sebagai Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. Lila Muliani sebagai Food Styist, Penulis Kuliner, Dosen Institut Stiami. Ardi Lunardi, S. TP. Sebagai Praktisi Expert E-Commerce & Photograper. Ada juga dari DPD RI H. Sudirman S, juga sebagai Penceramah guru pengajian dan penyiar Radio. Dengan pemahaman bahwa Indonesia yang terkenal keaneka ragaman budayanya, tentu dalam upaya melestarikannya diperlukan promosi dan kampaye yang kreatif dan menarik dalam era digital. Hal ini terungkap dari beberapa peserta yang berkesempatan bertanya dan tentu layak ditulis kembali. Pertanyaan yang menarik tersebut antara lain; lalu bagaimana strategi promosi atau kampanye budaya Indonesia melalui media digital atau internet yang kreatif, menarik, dengan berpegang pada empat pilar digital literasi? Ini salah satu pertanyaan umum yang dilontar peserta bahkan narasumberpun sempat mempertanyakan hal serupa. Pertanyaan lanjutan yang pantas ditulis kembali dan dikaji lebih mendalam , antara lain; datang dari peserta bernama Jhessica Hawana; “saat ini pemerintah sudah gencar untuk menginformasikan literasi digital dan mengajak masyarakat untuk melawan provokasi di media sosial. Namun, kenyataannya masih banyak konten provokasi yang masih bisa ditemui. Apakah media sosial akan bisa terbebas dari konten provokasi? yang sekarang berita negatif lebih banyak di gemari dan dibaca, apalagi indonesia sekarang darurat membaca yang hanya membaca judulnya tanpa tau isi keseluruhannya. Kelly biantoro; mempertanyakan, langkah apa yang tepat agar bisa ikut berkampanye memajukan budaya indonesia dan menjadi insan yang bisa lebih produktif di era digital ini. Muhammad Ichwan_dari Politeknik Negeri Lhokseumawe; budaya digital merupakan syarat dalam melakukan transformasi digital. Apakah budaya digital ini dapat mengubah pola pikir agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital? Alit Verfitasari Aryaningrum; diera digital saat ini anak anak muda sangat cakap dalam penggunaan digital. Mereka bisa mengakses segala hal dari segala penjuru dunia, mirisnya milinial lebih bangga jika terlihat bergaya kebarat baratan, bagaimana cara mengedukasi milinial agar melek dan cakap tekhnologi tetapi tetap berbudaya Pancasila yang luhur dan tetap mencintai kebudayaan Nusantara, dan bagaimana caranya membawa kebudayaan Indonesia dalam digitalisasi. Ulfa faradilllah; Bagaimana cara kita memproteksi diri dari media sosial yang banyak sekali palsunya dalam memberikan informasi, apa itu informasi pendidikan, hiburan dan sebagaimana. Kita tau semua informasi yg tersebar di media sosial sangat mudah kita manipulasikan, kita palsukan kebenarannya demi konten’ atau demi rating dari pemilik media sosial tersebut. Syifa ariqah, bagaimanakah cara kita menganalisa sebuah aplikasi untuk suatu kepentingan bisnis agar tidak terjadi hal tidak diinginkan seperti tercurinya data kita dan lain-lain. Ari Febrianto Universitas Baturaja; bagaimana meningkatkan literasi untuk kecintaan terhadap nilai-nilai kebudayaan daerah, ketika globalisasi dan kemajuan teknologi mulai menggerusnya, salahsatu buktinya adalah kecintaan remaja akan budaya kebarat-baratan dan malah menganggap budaya sendiri kuno dan aneh. Amrullah Ibrahim Bandar Lampung; apakah konsep ATM amati tiru modifikasi dapat dijadikan untuk membangun personal branding untuk generasi milenial Indonesia, generasi yang menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Devi ningtyas; pertama, selama pandemi ini tempat wisata banyak yang tutup, namun tidak di sertai pemeliharaan sarana dan prasarananya sehingga banyak yang rusak. Apa yang pemerintah lakukan untuk mengatasi hal ini agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan seperti contoh terbakarnya kapal pinisi di labuhan bajo yg baru saja terjadi Karena genset yang rusak kurang pemeliharaan yang di dalamnya terdapat juga turis asing, hal ini juga akan memberikan dampak buruk di pariwisata Karena melibatkan turis asing. Berita ini pasti sudah tersebar Karena cepatnya info di dunia digital. bagaiman kita harus menanggapi hal tersebut. Kedua, bagaiman cara kita untk memperkenalkan budaya kita melalui medi digital. Ketiga, bagaimana tanggapan mengenai kejadian “pencetakan kartu vaksin”, karena di dalam kartu vaksin itu tersimpan data kita, sudah banyak oranģ yang mencetaknya namun mereka rata-rata tidak tau akibatnya dan hanya mengikuti trend saja. Padahal pemerintah sudah melarang pencetakan tersebut, namun karena literasinya kurang sèhingga masih banyak yang mencetak kartu tersebut. Ali Hamzah MAN 2 Bener Meriah Aceh, bagaimana cara mengantisifasi tawaran berupa kedok penipuan pada era digital yang saat ini sangat merajalela dinegeri kita dan adakah upaya yang bisa dilakukan oleh kementrian informasi dan komunikasi pusat terkait dengan medsos yang sedang berkembang saat ini. Syahri Ramadhani dan Ari Febrianto Universitas Baturaja; bagaimana cara mengajarkan etika berdigital yang baik agar tidak terpengaruh oleh cyber bullying dan provokasi kepada keluarga khususnya orang tua yg aktif di medsos tapi masih minim sekali ilmu tentang literasi digital. sementara jika anak yang ngasih tau cenderung tidak pernah direspon, malah dikira ngatur orang tua, apa yang harus saya lakukan. Alwardi Harahap Politeknik Negeri Medan; kita tau bahwa negara kita erat dengan nilai perbedaan, seiring perkembangan media digital isu sara kerap kali menjadi perdebatan dan memicu permasalahan social. Bagaimana tantangan ini harus di perhatikan agar nilai persatuan kita tetap terjaga ditengah perkembangan teknologi yang mengancam nilai persatuan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan diatas menurut saya menarik untuk dikaji lebih mendalam, mengingat dunia digital_new media_media social sudah menjadi budaya dan kebutuhan kehidupan keseharian. Media sosial menjadi sarana berkomunikasi_berinteraksi yang digemari. Transformasi media sosial merupakan pintu masuk terjadinya perubahan dan tentu kita merupakan agen perubahannya. Media social memudahnya produksi konten, kemudahan dalam membagikan konten dan tentu adanya ketergantungan. Sebagai jawaban dan solusi umum dapat saya digambarkan; perlu kita ingat bersama bahwa media sosial dapat menjadi kekuatan baru dalam komunikasi, berinteraksi. Kekuatan baru dalam penguatan nilai-nilai toleransi, pluralisme, multikulturalisme, demokrasi dan peradaban. Kekuatan baru dalam budaya, kearifan lokal. kekuatan promosi_kampanye indentitas. Bahkan kekuatan baru dalam pengambilan kebijakan, dalam jembatan aspirasi. Namun media sosial dapat menjadi ancaman baru bagi semua kekuatan diatas. Media social dapat berfungsi bagai pisau bermata dua. Dalam menjalankan aktifitas menggunakan dunia digital_media social tentu rasa tanggung jawab social budaya perlu utamakan. Perlu dipahaman tentang kebebasan berbicara, tentang hak cipta, tentang hak kekayaan intelektual, privasi keamanan, kesenjanan digital, pola pengawasan dan taat pada standar perilaku online. Selan itu, pahami literasi media social dengan berpengetahuan dan berwawasan luas. Mampu menganalisis, menilai, dan mampu untuk berpendapat secara kritis atas informasi atau pesan media yang didapat. Bijak, dewasa, akal sehat, tidak mudah terbawa arus atau tergiring opini yang bersifat negatif. Menjauhi isu sara, memecah belah dan fitnah. Media sosial dengan daya mindsed, dari fixed mindset / saya tidak bisa melakukan hal itu ke growth mindset akan mengatakan saya akan mencoba terus. Perkuat Paradigma kritis bukan sekedar positifis. Tentang etika digital mesti diterapkan sepanjang proses desain konten, produksi sampai distribusi. Pahami undang-undang dan proses edukasi. Menghargai keberadaan dan privasi orang lain. Dengan cara berpikir dulu sebelum berkomentar atau menshare. Pergunakan bahasa yang sopan dan santun dengan berkominiasi yang sehat. Penting juga, jangan menyalahgunakan kekuasaan, menghormati waktu dan bandwidth orang lain. Dengan membagi ilmu dan keahlian kepada orang lain. Walaupun terkadang berat, maafkan jika orang lain membuat kesalahan. Dalam mengkonstruksi konten di media digital_media social dibutuhkan; participation artinya bagaimana public berpartisipasi memberikan kontribusi untuk tujuan bersama dengan memperhatikan hakikat dari ilmu komunikasi. Adanya remediation, bagaimana merubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat-saling menghargai. bricolage; bagaimana memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal baru-mengharmonisasi kehidupan. Tentu semua bermuara pada yang mendesak dikakukan yaitu kebutuhan akan pendidikan etika digital, budaya digital, keterampilan digital dan keamanan digital untuk semua warga digital sangat penting. pendidikan ini mesti menjadi persyaratan dan bukan pilihan. Menjadi bagian penting dari pendidikan public. Media digital_media sosial sedang menghasilkan sebuah transformasi besar yang mengiringi kehidupan dan public terlibat didalamnya dengan mendapatkan kesempatan berkomunikasi atau berinteraksi, berkolaborasi, bertransaksi dan lain-lain dalam waktu nyata. Catatan utama adalah perkuat nilai-nilai agama Alquran dan hadis, hargai kearifan lokal, berbasis ilmu pengetahuan dan patuhi aturan-aturan berkaitan dengan dunia digital. “Orang yang dapat bertahan dalam era digital ini, bukan yang paling kuat secara fisik, pintar secara inteletual, berpengalaman atau kemampuan kontrol emosional atau spiritulitas tapi yang mampu menseimbangkan potensi tersebut serta kemampuan beradaptasi. Semoga Post Views 13,658 - Simak berbagai berita pilihan dan terkini lainnya di Google News - Terdepan & Terpercaya
Literasi sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk meng-identifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah dan menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Pengukuran literasi sains penting untuk mengetahui sejauh mana kemelekan peserta didik terhadap konsep – konsep sains yang telah dipelajarinya. Selama hampir 20 tahun terakhir sejak dirilis oleh PISA, literasi sains peserta didik di Indonesia tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk 1 menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya literasi sains peserta didik; 2 mencari informasi yang relevan dengan faktor-faktor penyebab rendahnya literasi sains peserta didik; dan 3 mengkaji sejumlah teori dasar yang relevan faktor-faktor penyebab rendahnya literasi sains peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan cara mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, artikel-artikel, catatan-catatan, dan laporan-laporan dan sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan rendahnya literasi sains peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil studi leteratur tersebut kemudian dikompilasi dan dianalisis berdasarkan kajian tema. Hasil analisis data ditemukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya literasi sains peserta didik diantaranya adalah pemilihan buku ajar, miskonsepsi, pembelajaran yang tidak kontekstual, dan kemampuan membaca peserta didik. Kondisi ini mengharuskan pakar dan praktisi pendidikan Indonesia untuk lebih berbenah lagi dalam merancang dan melaksanakan pendidikan sains, agar mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam berkompetisi diberbagai bidang kehidupan di era revolusi industri pada abad 21 ini. Kata kunci Rendahnya literasi sains, Dimensi literasi sains, Pengukuran literasi sains dan Revolusi industri Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Husnul Fuadi et al. 2020. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 2 108 – 116 DOI 108 ANALISIS FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEMAMPUAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK Husnul Fuadi*, Annisa Zikri Robbia, Jamaluddin, Abdul Wahab Jufri Program Studi Magister Pendidikan IPA, Pascasarjana Universitas Mataram * Corresponding Author Received 25 Oktober 2020 Revised 12 November 2020 Accepted 23 November 2020 Published 29 November 2020 Abstrak Literasi sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk meng-identifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah dan menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti ilmiah. Dimensi besar literasi sains dalam pengukurannya, yakni proses sains, konten sains, dan konteks aplikasi sains. Pengukuran literasi sains penting untuk mengetahui sejauh mana kemelekan peserta didik terhadap konsep – konsep sains yang telah dipelajarinya. Selama hampir 20 tahun terakhir sejak dirilis oleh PISA, literasi sains peserta didik di Indonesia tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk 1 menemukan faktor-faktor penyebab rendahnya literasi sains peserta didik; 2 mencari informasi yang relevan dengan faktor-faktor penyebab rendahnya literasi sains peserta didik; dan 3 mengkaji sejumlah teori dasar yang relevan faktor-faktor penyebab rendahnya literasi sains peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan cara mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, artikel-artikel, catatan-catatan, dan laporan-laporan dan sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan rendahnya literasi sains peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil studi leteratur tersebut kemudian dikompilasi dan dianalisis berdasarkan kajian tema. Hasil analisis data ditemukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya literasi sains peserta didik diantaranya adalah pemilihan buku ajar, miskonsepsi, pembelajaran yang tidak kontekstual, dan kemampuan membaca peserta didik. Kondisi ini mengharuskan pakar dan praktisi pendidikan Indonesia untuk lebih berbenah lagi dalam merancang dan melaksanakan pendidikan sains, agar mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam berkompetisi diberbagai bidang kehidupan di era revolusi industri pada abad 21 ini. Kata kunci Rendahnya literasi sains, Dimensi literasi sains, Pengukuran literasi sains dan Revolusi industri PENDAHULUAN Revolusi industri adalah sejarah perkembangan terpenting dalam kehidupan manusia selama tiga abad terakhir Stearns, 2013. Perkembangan teknologi yang terjadi pada era revolusi industri mempengaruhi pola gaya hidup masyarakat global yang mendesak ketersediaan sumber daya manusia yang spesifik dan terampil Puncreobutr, 2016. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini memberikan pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk diantaranya dalam bidang pendidikan Wiyono, 2013. Dari berbagai kajian penelitian menyatakan bahwa pendidikan merupakan indikator kejayaan bangsa Al Aslamiyah et al. 2019. Pendidikan adalah basis utama untuk berkontribusi ke semua sektor dengan menyediakan apa yang diperlukan baik keterampilan maupun pengetahuan Anil, 2019. Keterampilan pada abad 21 menjadi fokus utama pendidikan saat ini, khususnya pada pendidikan IPA Nina Nisrina et al., 2020. Keterampilan ini menjadi kebutuhan dasar dari pembelajaran sains yang saat ini masih kurang tepat dibelajarkan di sekolah Astuti, W. P. et al., 2012. Salah satu keterampilan yang sangat penting untuk diperhatikan agar peserta didik mampu mengaplikasikan sains dengan tepat adalah literasi sains Suryani, A. I. et al., 2017. Deming et al., 2007 menyatakan bahwa kemampuan literasi sains science literacy menjadi salah satu kebutuhan utama peserta didik dalam abad ke 21 ini. Literasi sains secara umum terfokus pada ISSN Print 2502-7069; ISSN Online 2620-8326 Husnul Fuadi et al. 2020. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 2 108 – 116 DOI 109 empat aspek yang saling berhubungan yaitu pengetahuan, konteks, kompetensi, dan sikap. Literasi sains merupakan kemampuan seseorang menerapkan pengetahuannya untuk mengidentifikasi pertanyaan, mengkonstruksi pengetahuan baru, memberikan penjelasan secara ilmiah, mengambil kesimpulan berdasarkan bukti-bukti ilmiah, dan kemampuan mengembangkan pola pikir reflektif sehingga mampu berpartisipasi dalam mengatasi isu-isu dan gagasan-gagasan terkait sains OECD, 2019. Pihak Organisation for Economic Co-operation and Development OECD telah mengumumkan skor PISA Programme for International Student Assessment untuk Indonesia tahun 2018 bidang literasi, matematika dan juga sains. Pengukuran PISA bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan dengan mengukur kinerja siswa di pendidikan menengah, terutama pada tiga bidang utama, yaitu matematika, sains, dan literasi. Penyerahan hasil PISA 2018 untuk Indonesia telah diberikan Yuri Belfali Head of Early Childhood and Schools OECD kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Nadiem Makarim di Gedung Kemendikbud Jakarta dan menetapkan Indonesia berada pada urutan ke 70 dari 78 negara peserta 2019. Selama hampir 20 tahun terakhir sejak PISA merilis hasil kemampuan literasi sains peserta didik di seluruh dunia, Negara Indonesia selalu berada pada urutan bawah. Hal ini menunjukan bahwa kualitas pembelajaran sains di Indonesia jauh di bawah negara-negara anggota OECD Dadi Setiadi, 2014. Berdasarkan hal ini maka perlu adanya upaya untuk membenahi pendidikan dan meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik supaya bisa bersaing di abad 21. Oleh karena itu perlu diidentifikasi apa saja faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik di Indonesia sehingga dapat memunculkan ide atau gagasan untuk bisa membenahinya. METODE Penelitian ini termasuk dalam studi literatur. Jenis data yang dikumpulkan berupa data sekunder berupa hasil-hasil penelitian dari berbagai artikel, sumber pustaka dan dokumen yang sesuai dengan tema faktor penyebab rendahnya kemapuan literasi sains peserta didik. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Zed 2014, pada riset pustaka library research, penelusuran pustaka tidak hanya untuk langkah awal menyiapkan kerangka penelitian research design akan tetapi sekaligus memanfaatkan sumber-sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian. Data-data yang didapatkan, kemudian dikumpulkan, dikompilasi, dikaji, dianalisis, dan disimpulkan sehingga mendapatkan rekomendasi mengenai studi literatur. HASIL DAN PEMBAHASAN Literasi Sains Indonesia Literasi sains merupakan kemampuan seseorang menggunakan konsep sains untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan fenomena ilmiah serta menggambarkan fenomena tersebut berdasarkan bukti-bukti ilmiah Bybee et al., 2009. Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development OECD tahun 2003, literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam melalui aktivitas manusia. Sedangkan menurut Afriana, J. et al. 2016 Literasi sains merupakan keterampilan yang diaplikasikan untuk mendefinisikan femonena secara sains atau ilmiah. Literasi sains berarah kepada bagaimana peserta didik menggunakan pengetahuan mereka untuk menciptakan sebuah ide baru, konsep baru terhadap sebuah permasalahan secara ilmiah Wulandari, N., & Sholihin, H., 2016. Literasi sains mendukung peserta didik untuk menciptakan prosedur sendiri berdasarkan penyelidikan yang mereka lakukan Irmita, L., & Atun, S., 2018. Menurut American Association for the Advancement of Science AAAS tahun 2013, hal yang penting dalam pembelajaran sains adalah literasi sains. Dalam kaitannya dengan penilaian hasil belajar sains pada aspek kemampuan literasi sains yang mencakup “science processes, science concepts, and situation or context” Harlen, 1999 yang dilakukan OECD dalam PISA tahun 2000 menunjukkan bahwa “kemampuan literasi sains untuk peserta didik SMP Indonesia mencapai skor 393”berada pada urutan “ke-38 dari 41 negara”dan tes PISA tahun 2003 mencapai “skor 395” urutan Husnul Fuadi et al. 2020. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 2 108 – 116 DOI 110 ke-38 dari 41 negara Dadi Setiadi, 2014. Hasil tes yang sama pada tahun 2006 peserta didik Indonesia mencapai skor 393 berada pada urutan 50 dari 57 negara peserta dan termasuk berada pada tingkat 1” OECD, 2007 dan skor sains pada tes PISA tahun 2009 adalah “383 ranking 57 dari 65 negara peserta. Serta pada tahun 2012 tes science yang sama peserta didik Indonesia meraih skor 382 urutan ke 64 dari 65 peserta OECD, 2013. Pada PISA 2015 skor literasi sains peserta didik mengalami sedikit peningkatan dari 382 tahun 2012 menjadi 403 tahun 2015 sekaligus menempatkan Indonesia pada urutan 62 dari 72 negara peserta kemendikbud, 2016. Sedangkan pada PISA tahun 2018 kembali skor literasi sains peserta didik menurun menjadi 396 urutan ke 70 dari 78 negara peserta 2019. Berikut daftar lierasi sains Indonesia mulai tahun 2000 sampai 2018 disajikan dalam tabel 1 dan daftar peserta PISA tahun 2018 disajikan dalam tabel 1. Data literasi sains peserta didik Indonesia tahun 2000-2018 Sumber 2018 Tabel 2. Skor PISA 2018 dan Peringkat Negara di Dunia Berdasarkan Penilaian Kemampuan Sains Husnul Fuadi et al. 2020. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 2 108 – 116 DOI 111 Skor rerata kemampuan sains dari negara OECD 489 Sumber 2019 Berdasarkan data literasi sains pada Tabel 1 dan tabel 2 yang telah dirilis oleh PISA Programme for Internasional Students Assesment, tergambar bahwa kemampuan peserta didik Indonesia dalam bersaing di tingkat Internasional masih perlu ditingkatkan. Bahkan dalam beberapa periode terakhir, Indonesia menempati posisi di bawah negara-negara lain. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains peserta didik di Indonesia masih sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Teori Dasar tentang Faktor rendahnya Literasi Sains Rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Hayat & Yusuf 2006 lingkungan dan iklim belajar disekolah mempengaruhi variasi skor literasi siswa. Demikian juga keadaan infrastruktur sekolah, sumber daya manusia sekolah dan tipe organisasi serta manajemen sekolah, sangat signifikan pengaruhnya terhadap prestasi literasi siswa. Kurnia et al. 2014 juga mengungkapkan rendahnya literasi sains siswa Indonesia berkaitan erat dengan adamya kesenjangan antara pembelajaran IPA yang diterapkan di sekolah dan tuntutan PISA. Menurut Sumartati 2010 menyebutkan bahwa penyebab rendahnya literasi sains siswa Indonesia disebabkan beberapa hal antara lain yaitu pembelajaran yang bersifat terpusat pada guru teacher centered, rendahnya sikap positif siswa dalam mempelajari sains, terdapat beberapa kompetensi yang tidak disukai responden siswa terkait konten, proses dan konteks. Sejalan dengan Sumartati beberapai teori dasar yang relevan terkait rendahnya literasi sains antara lain; Rendahnya kemampuan literasi sains siswa dapat disebabkan kebiasaan pembelajaran IPA yang masih bersifat konvensional serta mengabaikan pentingnya kemampuan membaca dan menulis sains sebagai kompetensi yang harus dimiliki siswa Norris & Pillips, 2003. Siswa terbiasa hanya mengisi tabel yang telah disediakan oleh guru, sehingga kemampuan siswa dalam menginterpretasikan grafik/tabel juga terbatas Rahayu, 2015. Siswa tidak terbiasa mengerjakan soal tes literasi sains Sariati, 2013. Faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains Peserta didik. a. Pemilihan Buku Ajar Selama hampir 20 tahun terakhir sejak dirilis oleh PISA, literasi sains Indonesia tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Skor literasi sains peserta didik berkisar antara 393 tahun 2000 sampai 396 tahun 2018. Angka ini masih jauh di bawah skor rata-rata Negara anggota OECD yakni 489. Ada beberapa faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia yang dikemukakan oleh para peneliti berkaitan dengan hasil PISA Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan literasi sains adalah pemilihan sumber belajar Reni dan Agung, 2019. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawan Ashri & Hasanah, 2015 yaitu salah satu faktor penyebab rendahnya literasi sains peserta didik yang berkaitan langsung dan dekat dengan peserta didik adalah pemilihan sumber belajar. Di Indonesia, literasi sains dalam pembelajaran IPA sebagian besar masih terbatas pada materi buku ajar atau teks saja dari pada melakukan pembelajaran Husnul Fuadi et al. 2020. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 2 108 – 116 DOI 112 langsung. Stake & Easly Aqil, 2018 menyatakan bahwa buku pelajaran digunakan oleh 90% dari semua guru sains dan 90% dari alokasi waktu pembelajaran. Pengetahuan dan penerapan literasi sains yang hanya mengandalkan buku ajar atau teks tekstual belum sepenuhnya menyentuh jiwa peserta didik, akibatnya pelajaran menjadi membosankan dan peserta didik kurang memahami materi pelajaran dalam konteks kehidupan. b. Miskonsepsi Hasil penelitian Mufida dan Teguh 2017 menemukan bahwa penguasaan konsep siswa tentang IPA masih rendah. Adanya tuntutan terselesaikannya materi bahan ajar oleh guru sesuai target kurikulum memaksa siswa harus menerima konsep-konsep IPA yang mungkin belum sepenuhnya dipahami. Hal ini menjadikan banyak konsep-konsep IPA dipahami secara salah miskonsepsi atau hanya sekedar dihafalkan yang pada akhirnya konsep tersebut mudah dilupakan. Pembelajaran IPA di SMP masih dilakukan secara parsial terpisah atau belum terpadu, akibatnya konsep IPA yang diterima oleh siswa juga terpisah. Kecenderungan guru untuk memberikan materi tanpa mengaitkannya dengan kehidupan nyata menyebabkan siswa kesulitan mengaitkan pengetahuan yang telah didapatkan dengan situasi kehidupan nyata. Hal ini terlihat dari jawaban-jawaban siswa yang masih sangat teoritik sesuai dengan konsep materi yang diajarkan di sekolah dan belum mampu mengaplikasikan konsep materi untuk memecahkan masalah-masalah sains yang dijumpai di dalam soal. c. Pembelajaran Tidak kontekstual Permasalahan utama dalam pembelajaran sains yang sampai saat ini belum mendapat pemecahan secara tuntas adalah adanya anggapan pada diri peserta didik bahwa pelajaran ini sulit dipahami dan dimengerti. Hal ini senada dengan hasil riset yang dilakukan oleh Holbrook yang menunjukkan bahwa pembelajaran sains tidak relevan dalam pandangan siswa dan tak disukai siswa. Faktor utama semua kenyataan tersebut sepertinya adalah karena ketiadaan keterkaitan dalam pembelajaran sains. Penekanan pemahaman konsep dasar dan pengertian dasar ilmu pengetahuan tersebut tidak dikaitkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, padahal Yager dan Lutz mengungkapkan lebih lanjut bahwa sains relevan dengan proses dan produk sehari-hari yang digunakan dalam masyarakat. Hasil penelitian Anna Permanasari 2016 terutama untuk aspek konteks aplikasi sains terbukti hampir dapat dipastikan bahwa banyak peserta didik di Indonesia tidak mampu mengaitkan pengetahuan sains yang dipelajarinya dengan fenomena-fenomena yang terjadi di dunia, karena mereka tidak memperoleh pengalaman untuk mengkaitkannya. Selain itu, Kemampuan berpikir logis, rasional, serta sistematis siswa juga rendah untuk sebagian besar anak Indonesia. d. Rendahnya kemampuan membaca Salah satu kendala belajar sains lainnya adalah karena rendahnya kemampuan membaca dan memaknai bacaan. Penelitian dilakukan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB UNESCO pada tahun 2016 terhadap 61 negara di dunia menunjukkan kebiasaan membaca di Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil studi yang dipublikasikan dengan nama "The World’s Most Literate Nations", menunjukan Indonesia berada di peringkat ke-60, hanya satu tingkat di atas Botswana 2019. Penyebab rendah minat dan kebiasaan membaca itu antara lain kurangnya akses, terutama untuk di daerah terpencil. Hal itu merupakan salah satu yang terungkap dari Indeks Aktivitas Literasi Membaca Alibaca Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud. Hal senada juga disampaikan politisi Indonesia Fahri Hamzah 2020 dalam diskusinya dengan Akbar Faisal di chanel youtube fahri hamzah official yang menyatakan bahwa literasi rendah karena tradisi membaca jelek, tradisi riset jelek. e. Lingkungan dan iklim belajar Menurut Hayat & Yusuf 2006 lingkungan dan iklim belajar di sekolah mempengaruhi variasi skor literasi siswa. Demikian juga keadaan infrastruktur sekolah, sumber daya manusia sekolah dan tipe organisasi serta manajemen Husnul Fuadi et al. 2020. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 2 108 – 116 DOI 113 sekolah, sangat signifikan pengaruhnya terhadap prestasi literasi siswa. Kurnia et al. 2014 juga mengungkapkan rendahnya literasi sains siswa Indonesia berkaitan erat dengan adamya kesenjangan antara pembelajaran IPA yang diterapkan di sekolah dan tuntutan PISA. Sejauh ini guru masih mengajarkan IPA sebagai mata pelajaran yang terpisah kimia, fisika, biologi, pembelajaran yang dilakukan dikelas lebih berpusat pada guru teacher center sehingga pemahaman konsep dan kemampuan inkuiri siswa jarang dilatihkan, guru hanya berorientasi pada target penguasaan materi dan tidak mampu mengelola pembelajaran yang berbasis penemuan dan pembelajaran berbasis masalah, siswa sebanyak 40% merasa tidak dilibatkan dalam menemukan konsep IPA dalam pembelajaran. Kondisi tersebut merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan literasi sains siswa Didit dan Bibin 2016. Selain itu peserta didik belum terbiasa mengerjakan soal – soal literasi sains. KESIMPULAN Selama hampir 20 tahun terakhir sejak dirilis oleh PISA, literasi sains Indonesia tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Skor literasi sains peserta didik berkisar antara 393 tahun 2000 sampai 396 tahun 2018. Angka ini masih jauh di bawah skor rata-rata Negara anggota OECD yakni 489. Ada beberapa faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia yang dikemukakan oleh para peneliti berkaitan dengan hasil PISA Indonesia. Diantaranya a. Pemilihan buku ajar, b. Miskonsepsi, c. Pembelajaran tidak kontekstual, d. Rendahnya kemampuan membaca, dan e. Lingkungan dan iklim belajar yang tidak kondusif. REFERENSI Afriana, J., Permanasari, A., & Fitriani, A. 2016. Penerapan project based learning terintegrasi STEM untuk meningkatkan literasi sains siswa ditinjau dari gender. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 22, 202-212. Al Aslamiyah, T., Setyosari, P., & Praherdhiono, H. 2019. Blended Learning dan Kemandirian Belajar Mahasiswa Teknologi Pendidikan. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 22, 109–114. Anggraini, G. 2014. Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMA Kelas X di Kota Solok. Prosiding Mathematics and Sciences Forum 2014, 169. Anil, A. 2019. Education In The 21 st Century The Dynamics of Change. The Research Journal of Social Sciences, 103, 128–133. Ardianto, D., & Rubini, B. 2016. Literasi sains dan aktivitas siswa pada pembelajaran IPA terpadu tipe shared. Unnes Science Education Journal, 51. Asyhari, A. 2015. Profil peningkatan kemampuan literasi sains siswa melalui pembelajaran saintifik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 42, 179-191. file///C/Users/ASUS/Downloads/ Astuti, W. P., Prasetyo, A. P. B., & Rahayu, E. S. 2012. Pengembangan instrumen asesmen autentik berbasis literasi sains pada materi sistem ekskresi. Lembar0SCN T0SCN an Ilmu Kependidikan, 411. Bybee, R., McCrae, B., & Laurie, R. 2009. PISA 2006 An assessment of scientific literacy. Journal of Research in Science Teaching The Official Journal of the National Association for Research in Science Teaching, 468, 865-883. Husnul Fuadi et al. 2020. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 2 108 – 116 DOI 114 Deming, Jacqueline R. O’Donnell & Christopher J. Malone. 2007. Scientific Literacy Resurrecting the Phoenix with Thinking Skills. Science Educator. Winter 2012 Vol. 21, No. 2. Ennis, R. H. 2011. The Nature of Critical Thinking An Outline of Critical Thinking Disposition and Abilities. University of Illinois. on line at Fauziah, R., Abdullah, A. G., & Hakim, D. L. 2013. Pembelajaran saintifik elektronika dasar berorientasi pembelajaran berbasis masalah. Innovation of Vocational Technology Education, 92. Guria, A. 2016. Pisa 2015 Result in Focus. 5. Diakses dari http//www. eocd. org/pisa. Hapsari, D. D., Lisdiana, L., & Sukaesih, S. 2016. Pengaruh pembelajaran berbasis proyek berbantuan modul daur ulang limbah pada literasi sains. Journal of Biology Education, 53, 302-309. Irmita, L., & Atun, S. 2018. The Influence of Technological Pedagogical and Content Knowledge TPACK Approach on Science Literacy and Social Skills. Journal of Turkish Science Education, 153, 27-40. I Wayan Merta, I Putu Artayasa, Kusmiyati, Nur Lestari & Dadi Setiadi 2020. PROFIL LITERASI SAINS DAN MODEL PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS. Jurnal Pijar MIPA, 15 3 223-228. Jalmo, T. 2007. Profile Of Science Teachers’ Performances Of Junior High School In Bandar Lampung City In Anticipating Educational Standardization Era. Proceeding of The First International Seminar on Science Education Indonesia University of Education. Kartimi & Liliasari. 2012. Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis pada Konsep Termokimia untuk Siswa SMA Peringkat Atas dan Menengah. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 12, 21-26. 2019. Skor PISA 2018 Peringkat Lengkap Sains Siswa di 78 Negara, Ini Posisi Indonesia. diakses 27 Oktober 2020 2019. Literasi Baca Indonesia Rendah, Akses Baca Diduga Jadi Penyebab. dikases 28 Oktober 2020 Lambertus 2009. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika SD. Forum Kependidikan. 28 2. 136-142. Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. 2015. Pendekatan pembelajaran saintifik. Nina Nisrina, A Wahab Jufri & Gunawan 2020. Pengembangan LKPD Berbasis Blended Learning Untuk Meningkatkan Literasi Sains Peserta Didik. Jurnal Pijar MIPA, 153 192-199. Husnul Fuadi et al. 2020. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 2 108 – 116 DOI 115 Nofiana, M., Julianto, T. 2017.Profil Kemampuan Literasi Sains Peserta didik SMP di Kota Purwokerto Ditinjau Dari Aspek Konten, Proses, dan Konteks Sains. Jurnal Sains Sosial dan Humaniora. 12, 77-84. OECD 2007. Science Competencies for Tomorrow’s World, Volume 1 Analysis. file///C/Users/ASUS/Downloads/ OECD 2013. Assesment and Analitical framework. Mathematic, Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. OECD Publishing. OECD 2019, PISA 2018 Results Volume I What Students Know and Can Do, PISA, OECD Publishing, Paris, Permanasari, A. 2016, October. STEM education Inovasi dalam pembelajaran sains. In Seminar Nasional Pendidikan Sains VI 2016. Sebelas Maret University. Puncreobutr, V. 2016. Education New Challenge of Learning. Humanitarian and Socio-Economic Sciences, 22, 92–97. Purwanto, N. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung Remaja Rosda Karya Kristyowati, R., & Purwanto, A. 2019. Pembelajaran Literasi Sains Melalui Pemanfaatan Lingkungan. Scholaria Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 92, 183-191. Sani, R. A. 2014. Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Setiadi, D. 2013. The Improvement of Science Literacy and 2013 Science Curriculum Implementation of Junior High School By Practicing Experimental Design of Student Activities. Makalah Seminar Internasional Pendidikan Sains, Bandung UPI Oktober 2013. Setiadi, D. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Literasi Sains dan Implementasinya dalam Kurikulum Sains SMP 2013. Jurnal Pijar Mipa, 91. Setiawan, A. R. 2019. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Biologi sebagai Upaya Melatih Literasi Saintifik. In Prosiding Seminar Nasional Biologi pp. 140-145. Setiawan, A. R. 2020. Penerapan pendekatan saintifik untuk melatihkan literasi saintifik dalam domain kompetensi pada topik gerak lurus di sekolah menengah pertama. Stearns, P. N. 2013. The Industrial Revolution in World History 4th ed. USA Westview Press. Sukowati, D., Rusilowati, A., & Sugianto, S. 2017. Analisis kemampuan literasi sains dan metakogntif peserta didik. Physics Communication, 11, 16-22. Suryani, A. I., Jufri, A. W., & Setiadi, D. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran 5E Terintegrasi Pendekatan Saintifik Terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa Smpn 1 Kuripan Tahun Ajaran 2016/2017. Jurnal Pijar Mipa, 121. Husnul Fuadi et al. 2020. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5 2 108 – 116 DOI 116 Wiyono, K. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis ICT Pada Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, 22, 123–131. Wulandari, N., & Sholihin, H. 2016. Analisis kemampuan literasi sains pada aspek pengetahuan dan kompetensi sains siswa smp pada materi kalor. Edusains, 81, 66-73. ... Based on previous research, there is low scientific literacy ability caused by several factors, namely teaching materials that are not suitable, there are misconceptions between students, teachers, and also the material presented, learning that is carried out is not contextual, reading skills are still lacking, and climate and environmental conditions unfavorable school Fuadi et al., 2020. In addition, the implementation of learning also affects scientific literacy skills, such as learning strategies, learning models, and learning methods. ...May Firdaw ArifiyyatiNdzani Latifatur Rofi’ah Listyono Listyonop>Education is one of the fields or perspectives that have significant developments in the progress of the times. Technological developments are developing the world of education, called the era of the industrial revolution Therefore, several things must be mastered, namely competence in each student's life and multiliteracy in mental, physical, and intellectual capacities. One is Science Literacy Ability and Higher Order Thinking Skills HOTS. In addition to knowledge competence, students must also have confidence in themselves to do and do well, namely self-efficacy. This study aims to determine the relationship between scientific literacy skills, HOTS, and self-efficacy as mediating variables. This type of research is correlational with the survey method. The sampling technique used is Simple Random Sampling with a sample of the population of class XI SMA students who are studying biology. Techniques and data collection instruments using tests in the form of questions scientific literacy skills and HOTS and statement questionnaires self-efficacy. The research was conducted in March-May 2022 at SMAN 3 Semarang. Analysis of research data using quantitative descriptions. The results of this study are that there is a relationship between scientific literacy ability and HOTS with an influence proportion of there is no relationship between scientific literacy ability and self-efficacy with an influence proportion of there is no relationship between HOTS and self-efficacy influence These factors include students' need for experience answering PISA-like questions and non-contextual learning. This condition is consistent with several research findings that show that the learning process, the selection of teaching materials, the presence of misconceptions, and the weak ability of students to solve non-routine questions all contribute to students' low abilities to solve PISA-type questions Fuadi et al., 2020;Harahap & Surya, 2017;Humaira et al., 2019. The habit of solving problem-solving questions based on real-world contexts must be developed during the schooling process. ...Indonesia's participation in PISA is less satisfactory, particularly in mathematics. Uncertainty and data are two of the PISA content areas being evaluated. Therefore the aim of this study is to analyze students' abilities to solve mathematical problems such as PISA on uncertainty and data content to map student readiness for PISA. This study is kind of qualitative study used a case study design. The sample in this study was 84 students of grade IX junior high school who were selected with a simple random sampling technique. The data collection method employs both test and non-test instruments. The data analysis technique used in this study consist of data reduction, data presentation, and conclusion and verification. The results showed that 689 students scored out of 1344, representing These results show that students' ability to solve math problems such as PISA on uncertainty and data content is in the moderate category. While each material, namely statistics and opportunities, is in the high and low categories. This condition is based on learning that has yet to lead students to contextual problems. With these results, it is hoped that there will be efforts to improve the learning process by involving problems such as PISA as habituation.... Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian mahasiswa tidak melihat sampai selesai e-modul. Salah satu kendala dalam belajar sains karena rendahnya kemampuan membaca dan memaknai bacaan Fuadi et al., 2020. Istilah-istilah yang terdapat di e-modul terdapat penjelasannya pada glosarium. ...Mahasiswa menganggap materi asam basa senyawa organik sulit karena konsep yang abstrak dan memuat aspek multi representasi yaitu simbolik, mikroskopis dan makroskopis. Oleh sebab itu, suatu bahan ajar berupa e-modul multi representasi sangat diperlukan agar dapat membantu mahasiswa memahami materi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kelayakan, mengukur respon mahasiswa dan respon dosen terhadap e-modul multi representasi berbasis flip pdf corporate edition pada materi sifat asam basa senyawa organik. Jenis penelitian adalah Research and Development. Model pengembangan analysis, design, development, implementation and evaluation ADDIE yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hingga tahap pengembangan development. Teknik pengumpulan data adalah teknik kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar penilaian kelayakan dan angket respon. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Tanjungpura angkatan 2019 sebanyak 9 orang untuk uji coba kelompok kecil dan 30 orang untuk uji kelompok besar, serta dua orang dosen pengampu mata kuliah kimia organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-modul sangat layak dan respon yang sangat baik dari mahasiswa dan dosen. Kelayakan produk berdasarkan penilaian dan tanggapan dari para ahli. Respon mahasiswa dan dosen terhadap e-modul diukur menggunakan angket respon. Hasil penilaian kelayakan sebesar pada aspek materi, pada aspek bahasa dan pada aspek kegrafikan. Persentase respon mahasiswa sebesar pada uji kelompok kecil dan pada uji kelompok besar, serta pada uji respon dosen. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa e-modul multi representasi berbasis flip pdf corporate edition pada materi sifat asam basa senyawa organik dapat digunakan sebagai sumber belajar tambahan.... Hanya saja kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa data PISA 2018 menunjukkan bahwa Indonesia masih menempatkan diri sebagai negara dengan literasi yang rendah. Saat ini Indonesia ada pada posisi ke 6 terbawah 74 dengan jumlah negara peserta 79 negara dengan rata-rata skor Indonesia adalah 371, sehingga peringkat Indonesia turun dari tahun 2015 yang pada saat itu Indonesia menduduki peringkat 64 Fuadi et al., 2020;Hasasiyah et al., 2020. Kemudian dilihat dari indeks literasi sains PISA 2018 Indonesia berada pada posisi 9 terbawah dengan rata-rata skor 396 berbeda halnya dengan tahun 2015, Indonesia duduk pada posisi ke 62, sehingga indeks literasi sains Indonesia dari tahun sebelumnya menurun Ariana et al., 2020;Hidayah & Ulva, 2017;Lestari, 2020. ...I Nengah AndiDesak Made CitrawathiNi Putu Sri Ratna DewiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui rancang bangun, validitas dan kepraktisan media pembelajaran berbasis flipbook pada materi sistem eksresi untuk meningkatkan literasi sains siswa kelas XI SMA. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan mengacu pada model pengembangan ADDIE. Uji validitas dilakukan oleh 1 ahli media dan 1 ahli materi. Uji kepraktisan melibatkan 3 guru biologi dan 12 siswa di SMA Negeri 1 Kintamani. Siswa dibedakan berdasarkan kemampuan yaitu 4 orang siswa berkemampuan tinggi, 4 berkemampuan sedang, dan 4 berkemampuan rendah. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan rancang bangun menghasilkan produk media pembelajaran berbasis flipbook pada materi sistem eksresi untuk meningkatkan literasi sains siswa, validitas media pembelajaran sebesar 84,4% dengan kriteria sangat valid, dan kepraktisan flipbook sebesar 90,6% dengan kriteria sangat praktis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, flipbook yang dikembangkan sangat valid dan sangat praktis sebagai media pembelajaran pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan literasi sains siswa kelas XI SMA.... PISA menetapkan dan menjabarkan komponen proses sains dalam penilaian literasi sains, yaitu 1 mengidentifikasi isu ilmiah yang berada di sekitar siswa, yaitu mengenal isu yang mungkin diselidiki secara ilmiah, mengidentifikasi kata-kata kunci untuk informasi ilmiah, mengenal ciri khas penyelidikan ilmiah; 2 menjelaskan fenomena ilmiah di sekitar maupun di alam, serta dapat mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan, mendeskripsikan atau menafsirkan fenomena dan memprediksi perubahan yang akan terjadi, mengidentifikasi deskripsi, eksplanasi, dan prediksi yang sesuai; 3 menggunakan bukti ilmiah, yaitu menafsirkan bukti ilmiah dan mampu menarik kesimpulan, memberikan alasan yang tepat untuk mendukung atau menolak kesimpulan dan mengidentifikasikan asumsi-asumsi yang dibuat dalam mencapai kesimpulan Fuadi et al., 2020. Berdasarkan hasil laporan dari organisasi pengembangan dan ekonomi melalui PISA Tahun 2000-2018 yang berhubungan dengan kemampuan dalam literasi sains, menempatkan Indonesia pada urutan rendah. ...I Putu Fredy Andi Wiraputra Iw SuastraI Nyoman SudianaLiterasi sains ditingkat sekolah dasar sangat rendah dan berdampak terhadap hasil belajar IPA yang masih berada di bawah rata-rata ketuntasan kriteria minimum untuk itu perlu menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang signifikan model pembelajaran SAVI berbantuan mind mapping terhadap literasi sains dan hasil belajar IPA. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan non equivalent post-test only control group design. Data dikumpulkan dengan metode tes essay dan tes pilihan ganda. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial Anava dan Manova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran SAVI berbantuan mind mapping terhadap literasi sains siswa kelas V diperoleh Fhitung sama dengan 38,012 lebih dari Ftabel 3,96. 2 terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran SAVI berbantuan mind mapping terhadap hasil belajar IPA siswa kelas v diperoleh Fhitung sama dengan 42, 393 lebih dari Ftabel 3,96. Secara simultan terdapat pengaruh antara literasi sains dan hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan model pembelajaran SAVI berbantuan mind mapping pada siswa kelas V diperoleh F sama dengan 21, 028; p kurang dari 0,05. Simpulan penelitian ini menunjukkan model pembelajaran SAVI berbantuan mind mapping memberikan dampak positif dan berkontribusi dalam meningkatkan literasi sains dan hasil belajar IPA.... Selain itu beberapa penelitian lalu menunjukkan kurangnya kemampuan literasi sains SMA di berbagai daerah Indonesia. Salah satu faktor penyebab hal rendahnya kemampuan tersebut adalah pemilihan media pembelajaran yang kurang tepat Fuadi et al., 2020;Suparya et al., 2022. Untuk itu penting untuk dilakukan suatu penelitian tentang kemampuan literasi sains siswa pada konsep cahaya dan optik. ...Rony HariantoMedia Pembelajaran Digital Phisycs Module DPM di SMA Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa. Beberapa guru memiliki cara tersendiri dalam mengajarkan konsep cahaya dan optik pada siswa, dengan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh media pembelajaran digital fokus penelitian ini adalah analisis kemampuan literasi sains siswa dalam konsep cahaya dan optik menggunakan media pembelajaran Digital Phisycs Module DPM di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar. Soal-soal dalam tes diberikan dengan bentuk uraian yang sudah disesuaikan dengan indikator kemampuan literasi sains. Responden dalam penelitian ini merupakan 106 siswa yang dipilih dengan kriteria tertentu dari beberapa SMA. Analisis data pada penelitian ini memakai paired sample t-test dengan bantuan software SPSS dan rata-rata skor N-gain. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara nilai pretest dan posttest siswa. Nilai kemampuan literasi sains siswa pada setiap indikator mengalami peningkatan. Dan nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,71 dengan kategori tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran Digital Phisycs Module DPM dapat mengembangkan kemampuan literasi sains siswa. Dengan hasil ini diharapkan media pembelajaran DPM dapat di implementasikan juga pada pembelajaran konsep Muzammil Alfan NasrullahMuhammad Imam SufiyantoAmid the improvement of the teacher education system, it will be required with several significant challenges during the era of society and after the Covid-19 pandemic, which is still not improving, causing teachers to have to adapt to social technology by applying the Blended Learning system. The teaching profession requires skills that are also based on the concepts and theories of science, also requiring expertise in the field they are engaged. This study aims to discover the challenges of teacher professional ethics that enter technological developments in the era of Society after the Covid-19 pandemic. The research method is descriptive qualitative by analyzing directly from the source with a purposive sampling technique which is continued by data collection, observation, interviews, and documentation. The sample used is teachers who actively teach at two levels of education, namely at the MI level and MTS, located in the Sumber Batu area, Pamekasan Regency. The results showed that the teaching profession in society after the Covid-19 pandemic revealed that 1 the teaching profession began to adapt to the development of social media, which continues to increase and varies, 2 the teaching profession after the Covid-19 pandemic must also adapt to the existence of a Blended Learning system that has a combination of face-to-face meetings with online systems. Keywords system, technology, education, professionTia MayasariPaidi PaidiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi sains mata pelajaran Biologi siswa kelas XI SMA Negeri di Kota Yogyakarta dan menganalisis kemampuan literasi sains mata pelajaran Biologi siswa kelas XI SMA Negeri pada sekolah sangat favorit, favorit dan kurang favorit di Kota Yogyakarta berdasarkan indikator literasi sains PISA 2018. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA dari sebelas SMA Negeri di Kota Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA di SMA Negeri 1 Yogyakarta, SMA Negeri 2 Yogyakarta, SMA Negeri 3 Yogyakarta, SMA Negeri 5 Yogyakarta, dan SMA Negeri 11 Yogyakarta berjumlah 198 siswa yang diperoleh melalui teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes literasi sains pada konten biologi dengan indikator kompetensi PISA 2018. Teknik analisis data menggunakan statistika deskriptif untuk menghitung skor literasi sains yang diperoleh siswa dan statistika inferensial dengan statistika non parametrik yaitu Uji Kruskall Walis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor literasi sains pada sekolah sangat favorit, favorit, dan kurang favorit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 kemampuan literasi sains siswa kelas XI SMA Negeri di Kota Yogyakarta pada mata pelajaran Biologi memiliki ratarata skor pada kategori sedang. 2 kemampuan literasi sains siswa kelas XI SMA Negeri di Kota Yogyakarta pada mata pelajaran Biologi memiliki perbedaan yang signifikan jika ditinjau dari kefavoritan sekolah yakni sekolah sangat favorit memiliki rata-rata skor yang lebih tinggi daripada sekolah favorit dan kurang favoritSwiss German University SGU memiliki komitmen untuk mendukung perkembangan sains dan teknologi pada generasi muda untuk fondasi perkembangan Indonesia. Pandemi virus Corona tidak menghentikan niat mulia untuk mengampanyekan penelitian yang menyenangkan bagi generasi muda. Indonesian Fun Science Award IFSA adalah kompetisi penelitian ilmiah di Indonesia untuk anak SMA sederajat yang mensyaratkan pesertanya untuk mengangkat tema-tema penelitian yang unik, lucu, menyegarkan untuk tujuan-tujuan besar memecahkan permasalahan sosial tertentu yang dapat menjadi ilmu pengetahuan baru bagi kehidupan manusia. Faculty of Life Sciences and Technology Swiss German University FLST-SGU kembali mengadakan IFSA yang ke-4 pada bulan November 2021 – Mei 2022, dengan kombinasi workshop dan demonstrasi eksperimen dari rumah Science from home. Rangkaian kegiatan IFSA ini telah melibatkan secara aktif total 219 peserta dari 18 sekolah serta menjaring 73 penelitian dari 8 provinsi dan 16 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dari 20 finalis, diseleksi kembali 5 penelitian terbaik untuk berkompetisi pada Grand Final IFSA pada tanggal 6 April 2022. Dengan acara IFSA diharapkan akan menumbuhkan jiwa peneliti yang kritis, sistematis, dan kreatif kepada generasi muda Indonesia dan mengedukasi generasi muda bahwa melakukan penelitian merupakan kegiatan yang Rifqi SetiawanTujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan peningkatan kompetensi literasi saintifik siswa setelah diterapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran biologi topik plantae dan animalia di sekolah menengah. Metode penelitian yang dipilih ialah quasi-experimental dengan desain time series. Sampel sebanyak 120 siswa dari sekolah menengah di Kabupaten Kudus diambil menggunakan teknik convenience sampling. Desain penelitian berupa 16 kali pengamatan, yakni 8 kali sebelum diberikan tindakan berupa hasil pretest dan 8 kali setelah diberikan tindakan berupa hasil posttest serta tindakan berupa penerapan pendekatan saintifik ke dalam pembelajaran. Instrumen yang dipakai berupa tes tipe uraian topik plantae dan animalia yang disusun berdasarkan indikator kompetensi literasi saintifik PISA. Hasil yang diperoleh ialah peningkatan kompetensi literasi di kategori sedang dengan nilai sebesar 0,663. Melalui penelitian ini terungkap bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik memungkinkan untuk dipakai melatih literasi saintifik Rifqi SetiawanDisampaikan dalam diskusi bersama Setiya Utari dan Muhammad Gina Nugraha di ruang S-306 Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indoneisa pada 6 September 2016 pukul 1645-1730 WIB. Mufida NofianaLiterasi sains menurut PISA Prgram for international student assessment adalah kemampuan menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menggambarkan bukti-bukti yang berdasarkan kesimpulan untuk dapat memahami dan membantu pembuatan kesimpulan tentang alam serta perubahan terhadap alam tersebut akibat aktivitas manusia. Literasi sains bersifat multidimensional. Individu yang “melek sains” adalah orang yang menggunakan konsep sains, keterampilan proses, dan nilai dalam membuat keputusan sehari-hari jika berhubungan dengan orang lain atau dengan lingkungannya, serta memahami interlasi anatara sains, teknologi dan masyarakat, termasuk perkembangan social dan ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan profil capaian literasi sains siswa SMP di kota purwokerto yang ditinjaau dari tigas aspek listerasi sains, yakni konten, proses, dan konteks. Penelitian dilakakukan pada siswa kelas 8 di SMP Negeri 1 Purwokerto, SMP Negeri 8 Purwokerto, dan SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto dengan total responden berjumlah 184 siswa. Penelitian dimulai dengan tahap persiapan untuk mendapatkan soal literasi sains tingkat SMP yang valid. Selanjutnya, tahap pengambilan data yang dilakukan dengan mengambil jawaban-jawaban siswa yang mengerjakan soal tes literasi sains selama 90 menit. Tahap terakhir adalah perhitungan presentase capaian per setiap aspek literasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prosentase kemampuan literasi sains siswa SMP di kota purwokerto masih rendah pada 3 aspek literasi sains yaitu aspek konten 53,80%, aspek proses 44,038% dan aspek konteks 35,088%. Rendahnya salah satu aspek literasi sains akan berpengaruh terhadap aspek literasi sains lainnya. Rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap pengetahuan sains akan berdampak pada rendahnya aplikasi sains. Saat ini siswa-siswa di tiga SMP di kota purwokerto yang menjadi subyek penelitian hanya memiliki kemampuan mengingat pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana. Hasil pengukuran literasi sains yang dilakukan pada siswa-siswa SMP di kota purwokerto dapat menjadi acuan dalam memetakan kemampuan sains IPA dan kualitas pembelajaran sains IPA siswa SMP di kota Purwokerto Kata kunci profil literasi sains; aspek literasi sains Dadi SetiadiAbstrak Kualitas pembelajaran sains tingkat SMP di Indonesia tergolong rendah dengan ditunjukan bukti hasil tes internasional berupa kemampuan literasi sains dimana kemampuan rata-rata peserta didik Indonesia berada pada posisi paling bawah. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan model pembelajaran sains berbasis peningkatan kemampuan literasi sains peserta didik SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif, Data kualittatif dianalisis secara deskriptif sedangkan data kuantittaif dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan literasi sains kelompok eksperimen signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pembelajaran pada kelompok eksperimen peserta didik lebih aktif melaksanakan investigasi dan mendiskusikan hasilnya, mengembangkan konteks materi dengan kehidupan dan diperkaya dengan kemampuan mengidentifikasi isu-isu dan fenomena sains, Model pembelajaran dapat dilakasanakan dengan baik jika peran dan fungsi peserta didik dan pendidik dalam pembelajaran sesuai dengan tagihan dari model pembelajaran hasil pengembangan. Pendidik diharapkan dapat menerapkan model tersebut dikarenaka hasil belajar peserta didik tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan literasi sains tetapi juga metode dan keterampilan lmiah, implikasi sains dan teknologi dalam kehidupan sehingga dapat mendukung implementasi kurikulum 2013. Abstract Quality of science instruction of junior high school of Indonesia is grouped into low level pointed out by international test results of literacy science capabilities in which Indonesia students is got in the lowest posisition. The objective of this study is to develop an instruction model based on improving science literacy capabilities of junior high school students. Qualitative and quantitative method were used in this study. Qualitative data were analyzed descriptively whereas and quantitative were analysed by student t test. The results show that Students’ science literacy capability of experiment group is significantly higher than control. The instruction of model developed make students much more active in carrying out investigation and discussion of it’s results, develop context of material with daily life situation. Also extend capability of science issues identification and phenomen of science. The instruction model can be implemented well if the function of students and teacher in the instruction as good as what instruction model needed. Teachers are suggested apllying the model due to it makes students do not only have better capability of science literacy but also develop students’ scientific method, and skills, and science technology implication in society daily life situation, so can support implementation of 2013 word science literacy, junior high school, instructionPengaruh pembelajaran berbasis proyek berbantuan modul daur ulang limbah pada literasi sainsD D HapsariL LisdianaS SukaesihHapsari, D. D., Lisdiana, L., & Sukaesih, S. 2016. Pengaruh pembelajaran berbasis proyek berbantuan modul daur ulang limbah pada literasi sains. Journal of Biology Education, 53, Of Science Teachers' Performances Of Junior High School In Bandar Lampung City In Anticipating Educational Standardization Era. Proceeding of TheT JalmoJalmo, T. 2007. Profile Of Science Teachers' Performances Of Junior High School In Bandar Lampung City In Anticipating Educational Standardization Era. Proceeding of The First International Seminar on Science Education Indonesia University of Learning Untuk Meningkatkan Literasi Sains Peserta DidikLkpd PengembanganBerbasisPengembangan LKPD Berbasis Blended Learning Untuk Meningkatkan Literasi Sains Peserta Didik. Jurnal Pijar MIPA, 153 Reading, Science, Problem Solving and Financial LiteracyOecdOECD 2013. Assesment and Analitical framework. Mathematic, Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. OECD Publishing. A%202012%20framework% OECD 2019, PISA 2018 Results Volume I What Students Know and Can Do, PISA, OECD Publishing, Paris,
pertanyaan yang berhubungan dengan literasi